Langsung ke konten utama

Pujian dan Teguran bentuk perhatian Pimpinan

Dalam kegiatan manajemen di dunia bisnis dan industri salah satu modal tak tergantikan adalah human capital yang senantiasa menjadi perhatian perushaan untuk selalu ditingkatkan kualitas unjuk kerjanya.  Keberadaan karyawan dari level operasional lapis bawah hingga tingkatan manajerial pimpinan merupakan aset penting paling berharga yang dimiliki organisasi (perusahaan). Oleh karena itu, iklim kenyamanan dalam dunia kerja di lingkungan organisasi mereka (karyawan) itu berada amat diperhatikan dan dijaga secara serius agar tetap kondusif bagi karyawan dalam bekerja.

Pendekatan mewujudkan atmosfir kerja yang memfasilitasi kualitas unjuk kerja karyawan dan perusahaan dilakukan dalam berbagai cara seperti menyusun SOP (Standard Operational Procedure), job description dan job specification serta sejumlah perangkat regulasi yang mengatur kegiatan oragnisasi berjalan secara dinamis positif dan efektif. Semakin besar ukuran organisasi suatu perusahaan semakin jelas dan tertib perangkat regulasi yang dibutuhkan. Demikian pula makin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan biasanya dinamika, efektivitas dan efisiensi perusahaan makin baik. Fakta empiris yang terkuak dan terungkap di dunia kerja menunjukkan bahwa problem organisasi (perusahaan) sebagian besar adalah problem interaksi antar individu baik antar sesama karyawan, atasan dan bawahan atau antara perusahaan dan pihak ketiga. Hal ini dapat dimaklumi karena secanggih apapun teknologi yang digunakan perusahaan dalam melakukan aktivitas manajerial operasional tetap saja tidak terlepas dari kecakapan manusia yang bertugas menjalankannya. Itu makanya di setiap perusahaan atau organisasi apapun yang beranggota kumpulan manusia diperlukan kepiawaian pimpinan di segala tingkatan dalam organisasi untuk mengelola kinerja anggota sesuai harapan.

Manusia yang menggerakkan organisasi adalah makhluk ciptaan Tuhan yang unik dan khas. Oleh karena itu pendekatan psikologis amat dibutuhkan untuk membuat kenyamanan anggota di tempat kerja. Dalam kesempatan ini saya ingin mengemukakan hal yang tampaknya sepele dan remeh temeh namun jika tidak diperhatikan secara baik akan berdampak pada kondisi dan suasa kerja yang tidak nyaman. Hal tersebut adalah cara pimpinan memberikan pujian dan teguran kepada para karyawan.

Dalam khasanah psikologi unjuk kerja menghargai karyawan merupakan satu hal penting yang perlu dilakukan pimpinan kepada bawahan agar senantiasa termotivasi untuk bekerja lebih optimal. Menghargai karyawan tidak mesti berupa materi atau berwujud uang tetapi bisa juga berupa pujian baik bersifat verbal (ucapan dan tulisan) tetapi juga non verbal pimpinan yang dapat diinterpretasikan bahwa pimpinan senang kepada bawahan. Jika pujian diucapkan maka pimpinan (manajer) menyampaikan kepuasannya kepada yang bersangkutan dengan kata-kata lisan, misalnya "luar biasa hasil kerja Anda memang hebat". Atau "saya puas dengan apa yang baru saja Anda lakukan tingkatkan terus prestasi kerja Anda" serta berbagai pujian lain yang dapat menggugah semangat bawahan. Pujian juga dapat dibuatkan secara tertulis, misalnya setiap minggu diumumkan secara tertulis karyawan yang telah berhasil melaksanakan tugas luar biasa atau sesuai harapan bahkan lebih baik dari yang ditentukan. Pujian berupa lisan maupun tulisan perlu disampaikan dihadapan karyawan lainnya sehingga mereka akan tahu dan termotivasi untuk mengikuti jejak karyawan berprestasi tersebut. Disamping itu bagi mereka yang diberikan penghargaan berupa pujian lisan dan tulisan tersebut secara psikologis akan senang berbangga hati sehingga ingin tetap menunjukkan hasil-hasil kerja yang berprestasi.

Sebaliknya, jika melihat karyawan yang berbuat salah, keliru atau tidak sesuai harapan pimpinan janganlah menegurnya dihadapan orang banyak. Tetapi sebaiknya karyawan atau anak buah itu dipanggil oleh pimpinan ke kantornya untuk diberikan teguran dan nasehat bahkan juga bisa peringatan agar memperbaiki kinerjanya.  Tindakan korektif bagi karyawan mesti berdasarkan tujuan kerja yang telah ditetapkan. Apabila karyawan ditegur, dimarahi dan didamprat di depan orang banyak maka rasa jengkel dan dendam yang mungkin mnucul serta dapat berakibat bom waktu, sementara yang bersangkutan pun menjadi demotivasi. Semakin banyak orang yang kecewa akibat perlakuan pimpinan yang semena-mena dan tidak memahami psikologi karyawan berekses pada muncul bom-bom waktu yang dari hari ke hari makin banyak dan suatu waktu akan siap ledak. Oleh karena itu  untuk menghindari munculnya bom-bom waktu tersebut pimpinan mesti mampu menempatkan diri secara baik dalam melaksanakan fungsi manajemen yang berupa pujian dan teguran agar efektif dan berdaya guna.

Demikianlah kegiatan pimpinan dalam mengendalikan unjuk kerja anggota organisasi agar tetap bersemangat menjalankan tugas. Sepanjang sepengetahuan saya semakin kredibel dan bonafit sebuah perusahaan semakin baik perusahaan itu dalam memperlakukan karyawan secara manusiawi. Perilaku pimpinan terhadap karyawan yang menunjukkan prestasi dan yang melakukan kekeliruan seperti dipaparkan diatas telah biasa dijalankan perusahaan-perusahaan besar yang menjadikan karyawannya sebagai aset berharga dan human capital yang perlu ditingkatkan sebagaimana dunia usaha terus menerus meningkatkan pendapatan dan keuntungannya. Dan saya kira organisasi manapun baik yang bersifat profit semi profit atau nir laba pada dasarnya tidak berbeda dalam mengelola SDM karena setia anggota organisasi tentu memerlukan perlakuan yang bermartabat apalah lagi organisasi tersebut berlandaskan nilai-nilai religiusitas tinggi seperti yang terkandung dalam nilai-nilai keislaman.

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...