Pekan Ilmiah Nasional Mahasiswa (PIMNAS) Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kemdikbud pada tahun 2013 ini sebagai tuan rumah adalah Universitas Mataram yang berlangsung pada tanggal 9-12 September 2013 . PIMNAS kali ini menampilkan 400 kelompok PKM dari 106 PTN/PTS seluruh Indonesia yang lolos dan lulus seleksi dari lebih 30 ribu proposal yang dievaluasi DIKTI. Dari tiga puluhan ribu proposal yang masuk tersebut lalu terseleksi beberapa ribu saja yang berhasil mendapatkan pembiayaan dari pemerintah melalui DIKTI Kemendikbud. Dari jumlah itu lalu dilakukan monitoring dan evaluasi atas PKM yang telah memeroleh dana DIKTI atas proposal yang diajukan sebelumnnya. Dari hasil ini kemudian terpilih 400 kelompok PKM yang lolos seleksi mengikuti kegiatan PIMNAS tersebut diatas.
Mengamati hasil karya mahasiswa dalam PIMNAS ke 26 kali ini sebagaimana halnya PIMNAS ke 25 tahun lalu dapat dikemukakan bahwa ternyata para mahasiswa Indonesia sangat kreatif dan inovatif dalam menciptakan dan mengembangkan produk-produk yang diperlombakan di arena PIMNAS. Disini kita bisa melihat betapa mahasiswa Indonesia tidak kalah dengan mahasiswa negara lain dalam mewujudkan kemampuannya berinovasi dan berkreasi. Karya-karya PKM mulai dari kategori kewirausahaan, karya cipta, teknologi, pengabdian masyarakat, penelitian hingga gagasan tertulis dan artikel ilmiah tersebut sangat membanggakan hati karena banyak juga karya spektakuler yang diciptakan mahasiswa. Salah satu karya spektakuler tersebut adalah karya yang dinamakan Abel (Antena Portabel) yang diciptakan mahasiswa elektro Fakultas Teknik UB.
Abel diklaim sebagai antena portabel pertama didunia yang diperuntukkan sebagai souvenir. Antena ini berfungsi ganda yakni bisa menjadi antena televisi dan juga antena wifi. Antena itu telah terbukti lebih ekonomis dan lebih baik kualitas gambar pada televisi dibanding antena lain yang sejenis. Produk Abel ini pantas untuk dilombakan pada forum internasional. Saatnya karya spektakuler mahasiswa seperti produk Abel yang didesain dan diproduksi kelompok mahasiswa Teknik Elektro UB itu diikutkan pada lomba kreativitas mahasiswa tingkat dunia atau paling tidak dimulai di level ASEAN sehingga akan tampak betapa karya-karya mahasiswa Indonesia sudah layak go international. Abel adalah satu produk kreatif mahasiswa dari banyak produk kreatif lainnya yang memiliki nuansa kreativitas tingkat dunia, hal ini tidak heran karena ternyata dosen pembimbing Abel yaitu Rudy Yuwono, MSc adalah seorang yang telah dikenal di forum international Shen Yang Provinsi Lioning China yang diselenggarakan oleh ICFICE Kementerian Informatika dan Informasi meraih penghargaan the best paper award (kertas kerja terbaik) menyisihkan 250 peserta manca negara. Jadi beliau adalah putra Indonesia yang berjaya di forum internasional level dunia.
Terkait dengan keberhasilan Kemendikbud menyelenggarakan PIMNAS selama berpuluh tahun ini tentu perlu ditingkatkan kualitas pengelolaannya agar menjadi jauh lebih baik dan siap untuk dipertandingkan di kancah internasional. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya menyarankan agar kiranya kegiatan semacam PIMNAS bisa diperluas dan dikembangkan menjadi kegiatan bergengsi manca negara misal dengan menyelenggarakan kegiatan ini di tingkat ASEAN terlebih dulu. Jika mahasiswa dibiasakan untuk bertanding dan bersanding dengan program kreativitas mahasiswa negara-negara lain, maka mahasiswa kita pun akan terpacu dan terpicu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas karya mereka. Kemdikbud dalam hal ini DIKTI yang telah berpengalaman cukup lama dalam mengadakan event sebesar PIMNAS kiranya akan mampu membawa para mahasiswa ke forum yang lebih luas semacam ditingkat ASEAN tersebut. Para dosen pembimbing pun juga akan memperoleh tambahan pengalaman dalam mendampingi mahasiswa terlibat aktif berkiprah di arena kreativitas mahasiswa internasional. Dengan demikian kita pun bisa mengukur kemampuan para mahasiswa Indonesia dengan mahasiswa dari negara-negara lain. Sudah saatnya kita melakukan kegiatan PKM tingkat internasional ini dengan melakukan kerjasama dengan otoritas pendidikan di masing-masing negara ASEAN. Apabila usulan ini terwujud diharapkan dapat memengaruhi iklim pembelajaran yang lebih meningkatkan sisi kreativitas.