Langsung ke konten utama

Fenomena Mudik

Mudik dengan melibatkan jutaan pemudik di jalan-jalan setiap tahun pada musim (suasana) lebaran merupakan fenomena sosial luar biasa. Tidak ada satu negara pun di dunia yang dapat menandingi Indonesia dalam memelihara tradisi mudik fenomenal ini. Mudik suatu tradisi yang dikemas dalam suasana religiusitas para penduduknya. Bangsa ini memang sangat kental dengan budaya yang telah mentradisi.

Jutaan pemudik baik lewat jalur darat, laut maupun udara menghiasi aktivitas mudik dan arus balik sehari-hari bangsa ini menjelang dan usai hari raya idul fitri yang populer disebut lebaran. Mobilitas yang demikian tinggi itu tentu rentan akan terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan bersama. Berbagai kasus kriminalitas dan kecelakaan transportasi meningkat tajam dalam situasi seperti ini. Ketersediaan dan kesiap-siagaan petugas dan aparat pemerintah yang berwenang mengatasi persoalan mudik dan arus balik tentu tidak akan berjalan baik tanpa adanya peran serta masyarakat khususnya penumpang / pemudik, pengendara serta penanggung jawab transportasi umum dalam mentaati aturan, ketentuan dan kaidah-kaidah sosial yang berlaku guna menekan angka kriminalitas dan kecelakaan.

Dalam stastitik diakui bahwa pemudik terbanyak adalah mereka yang bertempat tinggal di wilayah jabodetabek untuk melakukan perjalanan mudik ke wilayah tengah dan timur Jawa. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan perilaku ketidak-displinan dan kesemerawutan berlalu lintas terjadi dibanyak titik jalur mudik. Mentalitas masyarakat seperti ini sudah menjadi bagian dalam suasana arus mudik /balik. Konsekuensinya, kita akan sulit menekan angka kecelakaan selama berlangsungnya peristiwa mudik akibat kebiasaan buruk dalam berlalu lintas yang selama ini seolah dibiarkan membudaya.

Solusi jangka pendek agar kerawanan yang mungkin terjadi saat mudik dan arus balik diantaranya memberikan penyuluhan tentang pentingnya keselamatan dan keamanan di jalan dan tempat umum yang disosialisasikan dalam bentuk stiker, spanduk, dan sebagainya. Juga perlu juga disosialisasikan oleh aparat secara simpatik dan mengena di hati masyarakat. Diperlukan pula penegakan aturan dalam berlalu lintas yang dilakukan oleh para petugas berwenang secara konsisten, ajeg dan berkelanjutan. Maka setelah dilakukan tindakan preventif, pencegahan dan antisipatif selanjutnya ditegakkan aturan lain yang memberikan efek jera bagi pelanggar lalu lintas.

Solusi jangka menengah yang mesti diperhatikan adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas angkutan umum yang massal terutama saat peristiwa mudik ini berlangsung. Pemerintah perlu mengalokasikan bujet yang cukup untuk mengatasi masalah transportasi ini karena menyangkut kesejahteraan, keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam merayakan lebaran di kampung halaman. Mereka yang menggunakan sepeda moto pada umumnya diisebabkan tidak ada pilihan lain untuk memperoleh moda transportasi umum yang praktis, murah dan cepat. Oleh karena itu pemerintah sebagai pemegang amanah rakyat wajib memerhatikan dan bekerja untuk kepentingan rakyatnya. Kesusahan dan penderitaan rakyat dalam menjalankan tradisi mudik mesti menjadi kepedulian pemerintah.

Solusi jangka panjang adalah dengan membatasi keberadaan sepeda motor di jalan-jalan oleh karena sebagian besar kecelakaan selama peristiwa mudik berlangsung menimpa para pemudik yang menggunakan moda transportasi sepeda motor ini. Kesejahteraan rakyat perlu ditingkatkan agar mampu membeli kendaraan bermotor yang lebih aman, sementara produksi dan penggunaan sepeda motor sebagai alat transportasi perlu diatur dan ditinjau ulang. Mungkin diperlukan aturan bahwa sepeda motor dilarang digunakan untuk perjalanan lintas kota/provinsi dan sebagai penggantinya pemerintah wajib melengkapi dengan transportasi massal yang erpresentatif dalam arti kualitas dan kuantitas. Mewujudkan hal ini tidak begitu sulit jikalau pemerintah memiliki kemauan kuat untuk menyelesaiakan persoslan-persoalan yang kerap muncul dalam mobilitas penduduk di jalan raya terutama pada saat lebaran.

Semoga para pemudik dan pihak yang terlibat dalam fenomena sosial yang akbar ini dapat saling menjaga diri dan menjalankan tugas dan aktivitas di jalan/tempat umum secara lebih hati-hati lagi.  Dengan demikian, mudik dan arus balik tahun ini akan berlangsung relatif lebih aman, nyaman dan menyenangkan.

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...