Anak-anak yang terlalu fokus pada ujian di sekolah-sekolah ternyata beresiko mengalami kesehatan mental dan kepercayaan diri, seperti disampaikan sebuah laporan Persatuan Guru Nasional (National Union of Teachers) di Inggris.
Organisasi itu menyebutkan kondisi stres yang dialami anak-anak ternyata berkaitan dengan ujian di sekolah. Laporan yang disusun berdasarkan survei terhadap 8.000 guru dan sebuah kajian penelitian, itu menyebutkan ketika belajar untuk menghadapi ujian dapat membatasi apa yang anak-anak telah pelajari selama ini.
Pemerintah mengatakan laporan itu mengungkapkan setiap anak-anak harus dapat menyadari potensi mereka. Peneliti Prof Merryn Hutchings dari Universitas Metropolitan London mengatakan kesehatan emosional anak-anak dapat menderita karena ‘standar ujian yang tinggi’.
Dalam survei itu, sebagian besar guru menyatakan setuju ketika menjawab pertanyaan tentang anak-anak yang menjadi stres ketika menghadapi ujian.
Salah seorang guru mengatakan memiliki murid yang merasa sangat khawatir dengan hasil ujiannya dan mengaku tak ingin mengikuti ujian lagi.
Direktur kampanye kesehatan mental di lembaga bantuan Young Minds, Lucie Russell, yang mendukung laporan itu mengatakan : "Keduanya yaitu guru dan anak-anak berada dalam tekanan yang sama untuk mendapatkan hasil ujian yang baik."
Tekanan dalam ujian itu menurut Russell, juga mempengaruhi rasa percaya diri. Sementara itu, juru bicara Departemen Pendidikan Inggris mengatakan "Bagian dari komitmen kami terhadap keadilan sosial dan sistem akuntabilitas yang baru untuk memastikan setiap anak diberikan pendidikan yang membolehkan mereka untuk menyadari potensinya".
Dia menyatakan, upaya untuk menaikkan standar dalam kurikulum baru, ujian bertaraf dunia dan sistem akuntabilitas baru yang memberikan penghargaan terhadap sekolah yang membantu setiap anak untuk mencapai yang terbaik.
sumber : http://news.okezone.com/read/2015/07/04/65/1176300/survei-ujian-sekolah-pengaruhi-kesehatan-mental-anak