Jika tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan aplikasi mendeteksi kerusakan jalan. Empat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berhasil mengembangkan alat untuk memonitor jadwal angkutan kota atau angkot.
Empat mahasiswa Fakultas Teknik UB yaitu Itsna Az Zahra, Naufal Awanda P, Sirojul Hadi, dan Ayu Saputri berhasil membuat sebuah alat yang diberi nama Bus Schedule Monitoring (B-Schemo).
Dengan memanfaatkan Global Positioning System (GPS), tim program kreatifitas mahasiswa bidang karsa cipta (PKM-KC) dari UB berupaya mengatasi masalah ketidakpastian jadwal angkot di Kota Malang.
Dengan memanfaatkan GPS untuk memantau lokasi dan waktu angkot secara real-time, diharapkan dapat menertibkan sopir-sopir angkot yang tidak menuruti jadwal yang ditentukan.
Alat ini bisa memantau lokasi angkot melalui sebuah informasi sehingga bisa melakukan kontrol jika angkot tersebut berhenti untuk mencari penumpang terlalu lama.
Ketua Tim Itsna Az Zahra mengatakan B-Schemo terdiri dari tiga komponen, yaitu software yang berbentuk peta jalur yang bisa membantu dinas perhubungan memonitor pergerakan angkot.
"Misalkan angkot tersebut berhenti di sebuah sekolah, bisa diketahui berhentinya jam berapa? jadi bisa dipantau keberangkatanya terlambat atau tidak?," kata Itsna sebagaimana dilaman Unibraw, Sabtu (4/7/2015).
Alat yang kedua diletakkan di dalam angkot. Sehingga, di angkot tersebut nanti akan ada tampilan yang memperlihatkan posisinya ada di mana. Semisal ada pemberhentian, maka akan ada informasi yang mengabarkan.
"Yang ketiga diletakkan di halte. Di haltenya diberi peta, ada indikator LED yang menunjukkan lokasi angkot dan bus tersebut. LED akan menyala saat angkot berada pada tempat tersebut," kata Itsna.
Itsna menambahkan halte-halte yang ada dapat dioptimalkan fungsinya dengan cara menjadikan halte sebagai checkpoint angkot. Pada halte, juga dipasang jadwal angkot yang akan lewat sehingga calon penumpang dapat mengetahui posisi dan waktu tiba dari angkot engan melihat LCD yang terpasang di setiap halte.
Itsna berharap dengan meningkatkan kualitas angkot dan mengoptimalkan fungsi halte akan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada angkot. Hal ini tentu dapat mengurangi jumlah penggunaan kendaraan pribadi yang dapat meminimalisir kemacetan dan mengurangi polusi udara akibat emisi dari kendaraan.
“Selain itu, untuk penumpang disediakan juga LCD yang terpasang di dalam angkot agar penumpang dapat melihat waktu tiba dan lokasi keberadaan angkot tersebut,” ujar Itsna.
sumber : http://news.okezone.com/read/2015/07/04/65/1176283/alat-monitor-angkot-ngetem-ala-mahasiswa-unibraw