Langsung ke konten utama

Manfaatkan THR dengan Bijak!

dollar

Lebaran hampir tiba, artinya kantong Anda akan menebal dengan kedatangan Tunjangan Hari Raya (THR). Tapi mungkin tidak untuk jangka waktu yang lama. Seringkali penambahan pendapatan THR hanya numpang lewat saja di rekening atau kantong kita. Mengapa? Karena kala Ramadan, biasanya pengeluaran menjadi lebih besar ketimbang bulan lainnya.

Bahkan tak jarang beberapa orang menghabiskan tabungan, menggesek kartu kredit, atau mencari pinjaman untuk keperluan mudik, baju baru, hadiah, serta amplop untuk keponakan yang lucu-lucu. Kalau Anda tak mau uang THR hanya numpang lewat, cobalah menggunakannya dengan bijak seperti penjelasan berikut ini.

1. Memilih Kewajiban dan Keinginan

Hal yang pertama bisa Anda lakukan adalah memilih mana yang menjadi kebutuhan dan kewajiban atau mana yang menjadi keinginan. Beli baju baru bisa menjadi kebutuhan. Tapi kalau Anda membeli baju baru dengan merek ternama dan mewah serta harga selangit yang di luar kemampuan, itu berarti keinginan. Selain menahan rasa lapar fisik, Anda juga harus bisa mengendalikan 'lapar mata'.

2. Bayar Utang Anda

Punya utang di masa lalu yang cukup membebani? Kalau begitu, kini saatnya Anda mengurangi beban tersebut. Alih-alih menggunakan kartu kredit untuk membeli sepatu dan baju lebaran yang mahal, lebih baik tahan keinginan itu dan bayar utang Anda dalam yang jumlahnya cukup besar. Ini penting untuk menghindari bunga berbunga dan mengurangi beban Anda di masa datang.

3. Berinvestasilah!

Mulailah membuat perencanaan pengeluaran. Dari anggaran mudik hingga jumlah uang yang mesti disedekahkan. Dan pastikan masih ada sisa dari pengeluaran tersebut. Sisa dari pengeluaran tersebut bisa Anda gunakan untuk tabungan atau berinvestasi. Apalagi kini ada banyak instrumen investasi yang memberikan keuntungan lumayan. Bahkan walaupun Anda hanya memiliki sedikit uang di dompet. Reksadana salah satu contohnya. Mau yang lebih konvensional dan aman? Anda bisa mencoba menginvestasikan ke logam mulia.

4. Save for a Rainy Day

Pasti sangat menggoda untuk memanjakan diri saat kocek Anda sedang tebal. Membeli paket liburan di pantai yang indah atau TV layar datar dengan teknologi terbaru di dinding rumah mungkin bisa memberi kesenangan tersendiri . Sah-sah saja untuk menikmati hidup, tapi apakah diperlukan saat ini juga, mengingat di saat hari raya semua kebutuhan liburan baik tiket maupun hotel sedang meroket?

Bagaimana jika Anda menyimpan uang tersebut untuk saat yang lain di mana budget liburan bisa jauh lebih murah dan lebih menyenangkan. Pastikan, Anda menyisihkan uang untuk sebuah liburan keluarga yang menyenangkan di waktu yang tepat. Setelah bersusah payah merencanakan dan mengatur keuangan dengan bijak, bolehlah Anda menikmati sedikit kemewahan di saat yang tepat.

Langkah-langkah tersebut adalah alternatif yang bisa menyelamatkan keuangan Anda. Lebih baik sedia payung sebelum hujan, bukan? Selamat berhari raya!

sumber : Okezone.com

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...