Langsung ke konten utama

Video Mesum Pelajar dan Perhatian Pemimpin

Pemberitaan media massa terkait video mesum yang dilakukan pelajar SMP sangat memalukan dan memperihatinkan. Peristwa ini kita tahu bukanlah yang pertama kali terjadi di negeri yang penduduknya mengaku beragama ini. Sebagaimana kerap kita saksikan bahwa biasanya setelah ramai diberitakan kemudian beritanya menghilang dan tidak ada upaya sistematis untuk mencegah terulangnya kejadian semacam itu. Hingga suatu saat nanti kita akan saksikan kembali peristiwa serupa bahkan mungkin  lebih dahsyat secara kuantitatif dan kualitatif. Bukan tidak mungkin kasus yang diungkap ke media massa itu baru sebagian l saja dari perilaku demoralitas yang melanda negeri ini, sehingga merupakan puncak gunung es. Kenapa krisis moralitas demikian parahnya di negara yang katanya menganut adat ketimuran yang luhur dan sopan santun itu. Menurut hemat saya mekanisme pengawsan masyarakat yang semestinya dimotori oleh para pemimpin tidak berjalan sesuai harapan. Hal disebabkan pemimpin dan pejabat yang berwenang tidak pernah peduli dan sungguh-sungguh untuk menemukan akar masalah serta berupaya secara serius mencegah perbuatan tersebut.

Lihatlah, kita saksikan di pentas politik seorang Presiden geram dan marah manakala dirinya dikaitkan dengan Bunda Putri. Kegalauan beliau luar biasa sehingga menjadi berita utama sejumlah media massa. Betapa ampuh dan besar pengaruhnya tatkala sang Presiden murka. Sayang kegeraman beliau ini bisa dikatakan bersifat individual tidak memiliki gaung yang signifikan bagi perubahan mentalitas bangsa. Coba, Presiden mengekspresikan kemarahannya pada peristiwa video mesum pelajar SMP tersebut diatas tentu akan berpengaruh luar biasa bagi pembenahan moralitas bangsa. Kepala sekolah, guru dan orang tua akan kena damprat Presiden karena tidak becus mendidik anak-anaknya sebagai penrus bangsa kedepan. Saya kira jika Presiden turun tangan pada persoalan moralitas pelajar tentu bisa menjadi peringatan pihak terkait dalam pembninaan pelajar. Masyarakat tentu akan lebih apresiatif ketimbang berharap masyarakat empati pada kasus Bunda Putri.

Apabila tidask ada kepedulian berarti terhadap persoalan kasus moralitas pelajar SMP dari pimpinan bangsa ini, maka jangan heran kalau dekadensi moral bangsa ini terus berlanjut. Pemimpin hanya fokus persoalan besar namun tidak sistemik sementara persoalan yang dianggap sepele seperti kasus video mesum itu dibiarkan berlalu tanpa perhatian sang pemimpin yang seharusnya juga menjaga moralitas bangsa, padahal moralitas bangsa sangat penting dalam peradaban dunia moderen. Di negara Barat yang katanya menganut sistem liberalisme itu ternyata persoalan moralitas menduduki rangking pertama perhatian mereka, akses pelajar mempelajari perbuatan tercela dibatasi, film dan acara televisi amat ketat penayangannay sehingga pelajar tidak mudah mendapatkan akses untuk itu. Bagaimana dengan di Indonesia? Sebagai negara Pancasila kita malu ternyata sistem yang kita anut itu di lapangan berubah menjadi lebih liberalis darim pada sistem liberalisme yang diterapkan di Barat. Pelajar dengan mudah dapat mengakses hal-hal yang dapat membentuk mereka meniru perbuatan nista dan jahat. Akumulasi dari menyerapnya "pelajaran seks" dengan membiarkan perilaku bebas dikalangan remaja dan mudah di akses melalui acara-acara televisi dan ruang publik lainnya membuat vidseomesum pelajar SMP tersebut diatas menjadi puncak gunung es persoalan dekadensi moral dikalangan pelajar.

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...