Langsung ke konten utama

Bangun Wirausaha Jangan Hanya Orientasi Profit, Upayakan Juga Manfaat Sosialnya

unpad

Menjadi seorang wirausahawan diharapkan tidak hanya memikirkan keuntungan secara materi saja, tetapi harus memiliki manfaat untuk masyarakat sekitarnya. Hal inilah yang menjadi fokus Universitas Padjadjadaran pada pelaksanaan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), terutama dalam setahun kedepan.

Melalui tema yang diangkat “Building New Sociopreneur Generation for Sustainable Development”, rangkaian PMW Unpad telah digelar sejak Februari lalu, dimulai dari sosialisasi dan pendaftaran proposal bisnis. Dari 107 proposal yang didaftarkan, kemudian melalui desk evaluation dan seleksi tatap muka (wawancara), terpilihlah 40 peserta untuk mengikuti pelatihan dan seleksi tahap selanjutnya. Pelatihan dan seleksi tersebut dilaksanakan di Hotel Radiant Lembang, sejak Jumat (12/06) hingga Minggu (14/06).

Ketua pelaksana PMW Unpad, Dr. Hery Wibowo, S.Psi., M.M mengatakan bahwa 40 peserta tersebut diberikan pelatihan dan seleksi untuk menentukan siapa saja yang berhak memperoleh dana bantuan dari Menristek Dikti dan pembinaan dari Unpad untuk pengembangan wirausahanya. “Artinya, belum tentu seluruh peserta ini kemudian nanti lolos seleksi dan mendapatkan bantuan serta didampingi untuk satu tahun kedepan,” jelas Dr. Hery saat ditemui di sela acara.

Pelatihan dan seleksi ini digelar, untuk mengukur komitmen dan kemampuan para peserta dalam mengerjakan usahanya setahun kedepan. “Melalui pelatihan, sedikit demi sedikit itu diberikan materi tentang komitmen, kesungguhan. Agar mereka yang terpilih, sudah terseleksi komitmennya,” ujar Dr. Hery.

Para peserta terpilih tersebut berasal dari angkatan 2012 hingga 2014. Peserta dari angkatan 2014 adalah mereka yang baru akan menjalankan bisnisnya, sementara peserta dari angkatan 2012-2013 adalah mereka yang sudah menjalankan bisnisnya (minimal 2 bulan), dan akan dinilai kesesuaiannya antara bidang usaha dengan bidang ilmu yang sedang ditekuni.

Sesuai dengan tema yang dipilih, para mahasiswa kemudian ditantang untuk dapat menjadi sociopreneur, yakni bukan hanya membangun kinerja bisnis tetapi juga kinerja sosial. “Jadi para mahasiswa yang sedang dilatih ini diharapkan mereka tidak hanya menjadi bisnis entreprenuer tetapi mereka menjadi sociopreneur. Entrepreneur yang berwawasan sosial. Entrepreneur yang bisnisnya tidak hanya menghasilkan uang atau profit semata buat dia, namun menghasilkan manfaat buat lingkungan sekitar,” harap Dr. Hery.

Diungkapkan Dr. Hery, beberapa peserta sudah ada yang memiliki konsep sosial tersebut. Namun, sebagian besar peserta masih menganggap baru konsep tersebut. “Ada beberapa yang sudah berjalan sociopreneur-nya, tapi sebagian besar itu sesuatu yang baru. Mereka jadi dapat wawasan baru dan tantangan setahun kedepan,” ungkapnya.

Adapun materi yang diangkat pada pelatihan kali ini diantaranya adalah mengenai pemahaman dasar tentang kewirausahaan, peran dan fungsi mahasiswa dalam mengembangan hardskill dan softskill, kerangka pengembangan sociopreneur, serta tentang kolaborasi, kinerja, dan manajemen pengelolaan.

Bertindak sebagai pemateri adalah tim LPKA yang biasa bergelut di bidang kewirausahaan, dan pemateri undangan dari Komunitas Tangan di Atas. Pelatihan terdiri dari pemaparan materi, tanya jawab, brainstorming, presentasi kelompok, dan diskusi kelompok. Sebagai puncak dari kegiatan seleksi, para peserta pun diminta untuk melakukan presentasi bisnisnya dihadapan juri dan peserta melalui metode round robin.

Dengan digelarnya kegiatan ini, Dr. Hery pun berharap kedepannya akan semakin banyak mahasiswa yang menjadi wirausahawan. Menurut Dr. Hery, mahasiswa sangat berpotensi untuk menjadi wirausahawan, karena mereka memiliki ilmu, kesempatan, peluang, dan jejaring .

“Harapannya, akan tercipta mahasiswa yang sejak mahasiswanya sudah berwirausaha, dan ketika lulus mereka melanjutkan wirausahanya, sehingga tercipta mahasiswa-mahasiswa yang berpikiran lulus tidak mencari kerja tetapi membuka lowongan kerja bagi yang lain,” harap Dr. Hery.

sumber : UNPAD

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...