Langsung ke konten utama

Tips Memilih Buah Untuk Sahur Dan Berbuka Puasa

buah

Konsumsi buah saat sahur dan buah memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh. Spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc. MS. Sp.GK, mengungkapkan tips memilih buah saat berbuka dan sahur.

1. Mengandung serat.

Fiastuti mengatakan, buah mengandung serat sehingga membuat proses pencernaan optimal. Hasilnya, saluran pencernaan pun terjaga kesehatannya.

"Buah yang dipilih sebaiknya adalah buah kaya serat karena serat dapat membantu agar anak merasa kenyang lebih lama dan tetap menjaga kesehatan saluran pencernaanya," kata dia di Jakarta, Selasa (23/6/2015).

Sejumlah buah yang diketahui mengandung kadar serat cukup tinggi di antaranya, cranberries (4,6 gram per 100 gram), delima (4 gram per 100 gram), pir (3,1 gram per 100 gram), kiwi hijau (3 gram per 100 gram), pisang (2,6 gram per 100 gram) dan apel (2,4 gram per 100 gram).

2. Mengandung indeks glikemik rendah.

Indeks glikemik rendah akan membantu menjaga kadar glukosa darah lebih stabil sehingga membantu rasa kenyang bertahan lebih lama.

3. Tinggi vitamin C.

Vitamin C bermanfaat menjaga daya tahan tubuh. Fiastuti mengungkapkan, kebutuhan vitamin C bergantung pada usia seseorang.

Dia mencontohkan, anak-anak membutuhkan sekitar 15-75 mg vitamin C per harinya. Sementara dewasa membutuhkan vitamin C sekitar 90 mg (laki-laki) dan 75 mg (perempuan).

Menurut Fiastuti, di antara semua buah, kiwi menduduki posisi tertinggi dengan kandungan vitamin C tertinggi, yakni 142 mg per 100 gram. Angka ini, sekitar 30 kali dari kandungan vitamin C buah apel (4,6 mg per 100 gram).

Selain itu, sejumlah buah yang diketahui mengandung vitamin C cukup tinggi di antaranya, pepaya (61,8 mg per 100 gram), stroberi (58,8 mg per 100 gram), jeruk (53,2 mg per 100 gram), mangga (27,7 mg per 100 gram) dan pisang (8,7 mg per 100 gram).

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...