Langsung ke konten utama

Nestle Bongkar Rahasia Strategi "Branding"-nya

nestle

Persaingan bisnis semakin ketat. Saat ini, monopoli bisnis sudah langka ditemukan di dunia, termasuk Indonesia. Semua orang mempunyai hak dan kesempatan sama untuk turut meramaikan pasar. Lalu, bagaimana mana cara melekatkan brand di hati konsumen?

Indrasena Patmawidjaja selaku Business Executive Manager PT Nestle Indonesia berbagi pengalamannya tentang hal itu pada kuliah umum Program Business Management & Marketing Binus International bertajuk "Branding Strategy by Nestle, A Multinational Company Experience", di kampus Binus JWC, Senayan, Kamis (21/5/2015). Pria yang akrab disapa Dede itu membongkar strategi branding Nestle Indonesia.

"Nestle brand terbesar di dunia. Sayangnya, kami bukan nomor satu di Indonesia. Karena itu, kami perlu bekerja lebih keras merebut hati konsumen," ujar Dede.

Dede mengatakan, Nestle menawarkan ide tentang kehidupan di balik kenikmatan secangkir kopi. Alasannya, orang sudah bosan mendengar keunggulan produk. Padahal, lanjut dia, ketika konsumen jatuh cinta pada ceritanya, mereka akan menyukai semua produk dari brand tersebut.

"Lihat saja Apple. Banyak orang menyukai Apple bukan karena produknya, tapi karena ceritanya. Mereka merasa bangga jika bisa memiliki Apple," tutur Dede.

Bagaimana caranya? Dede menuturkan, semua dimulai dari penelitian produk, respon pasar, dan ekspektasi konsumen. Lalu, berdasarkan data ini, temukan ide besar atau cerita unik dari produk.

"Cerita mencakup pengalaman yang akan didapatkan dan karakter brand atau istilahnya ‘memanusiakan’ brand," ujarnya.

"Semakin bagus cerita, semakin tinggi nilai brand-nya," kata Dede.

Cerita itu kemudian harus dikemas semenarik mungkin. Selanjutnya, cerita disampaikan kepada konsumen pada waktu, tempat, dan dengan cara yang mereka inginkan.

"Karena, pada dasarnya orang tidak suka dipaksa," jelasnya.

Loyalitas konsumen

Setelah konsumen mendapatkan pengalaman dari brand tersebut, di situlah saatnya menghadapi kebenaran. Jika mereka suka, mereka akan loyal terhadap brand dan tak sungkan menyebarluaskan kepada orang lain.

"Kalau pengalaman yang didapat tidak mengenakkan, entah karena pelayanan jelek atau cacat produk, mereka tidak mau mencoba lagi. Atau, malah mereka tidak mendapatkan pengalaman apa-apa. Itu juga gawat," kata Dede.

Menanggapi hal itu, Head of Undergraduate Program of Marketing di Fakultas Business Binus International Agustinus, Nicolaas Hillebrandes Oroh, mengatakan bahwa acara diskusi semacam itu sangat diperlukan mahasiswa, terutama mereka yang mendalami bidang pemasaran. Karena itu, pihaknya bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan multinasional untuk membagi pengalamannya.

"Mahasiswa dapat belajar mengembangkan kemampuan profesional dalam membuat keputusan marketing atau management dari orang-orang seperti Pak Dede ini. Harapannya, setelah lulus mereka mampu bekerja di perusahaan level multinasional," ujarnya.

sumber : kompas.com

Postingan populer dari blog ini

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Cara Merawat Barang Pecah Belah Biar Awet

Tidak sulit menemukan barang pecah belah di setiap rumah. Bisa dikatakan bahwa barang-barang ini adalah favorit, karena semua orang memilikinya, mulai dari barang berukuran kecil hingga besar. Dari namanya, sudah jelas bahwa barang pecah belah termasuk dalam kelompok perlengkapan rumah tangga yang rentan atau mudah rusak, karena sifatnya yang bisa pecah sewaktu-waktu terkena benturan yang keras. Meskipun demikian, banyak orang tetap membelinya karena memang tampilannya yang lebih menarik dan lebih ekslusif dibanding bahan lain, seperti plastik atau aluminium. Oleh karena itu, perawatan dan penjagaan mutlak diperlukan agar barang-barang ini bisa dipergunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Membuat Barang Pecah Belah Tidak Gampang Pecah Tentu tidak ada yang menginginkan gelas, piring, teko air, vas bunga, hiasan, dan barang pecah belah lainnya pecah dengan mudahnya hanya karena benturan ringan atau jatuh dari tempat yang ketinggiannya tidak seberapa. Bisakah membuat barang ...

Warna Sperma Bisa Jadi Pertanda Kesehatan

Warna sperma ternyata perlu diperhatikan. Khususnya sebagai pertanda untuk kesehatan dan penyakit. Umumnya sperma yang sehat berwarna putih dan agak kekuningan atau agak abu-abu, mewakili unsur protein. Warna sperma bisa menjadi pertanda. Namun jika kuning atau kehijauan maka itu artinya tanda infeksi. Warna lain seperti pink, merah dan coklat menandakan ada darah di sperma dan ini pertanda infeksi atau kecelakaan. Infeksi menular seksual bisa ditandai dengan warna sperma yang hijau. Sperma dengan warna pink umum terjadi setelah vasektomi namun jika berlanjut hubungi dokter. Tiap hari warna sperma bisa berganti. Jika baunya menyengat maka sebaiknya hubungi dokter. Warna sperma bisa menjadi pertanda. Sperma berwarna kuning menandakan banyak sel sperma yang mati. Ini terjadi kalau pria jarang ejakulasi. Urin juga menjadi penyebab warna sperma kekuningan, ini normal. Jika kencing sebelum ejakulasi maka sperma akan berwarna putih lagi. Umumnya jika warna sperma tidak normal, akan...