Setelah menunggu kurang lebih 22 tahun tidak pernah merebut juara pertama akhirnya tadi malam Indonesia melalui timnas U 19 berhasil menjadi juara AFF. Di final Indonesia menekuk Vietnam dalam drama adu penalti yang menegangkan dengan skor 7-7 untuk Indonesia. Anak-anak bangsa muda usia ini patut dan layak diacungi jempol sebagaimana kita lihat permainan mereka begitu bersemangat tanpa lelah meski perpanjangan waktu dilakukan setelah 2x45 menit skor masih imbang 0-0. Maka layaklah timnas U 19 kita berhasil mengubah sejarah sepak bola di Indonesia yang membangkitkan kembali euforia kemenangan.
Sebelum kemenangan ini mendobrak kebiasaan buruk tim nasional Indonesia yang belum pernah juara pertama selama 22 tahun. Indonesia selama ini selalu hanya nyaris juara karena selalu saja kalah di final di berbagai kejuaraan sepakbola yang kita ikuti. Rakyat Indonesia khususnya pencinta bola tentu amat berbangga atas penampilan luar biasa anak-anak muda harapan kusuma bangsa. Semua komponen bangsa mulai dari rakyat biasa pencinta sepak bola hingga pengurus sepakbola dan pimpinan bangsa tentu terharu dan bersyukur atas kemenangan ini. Alhamdulillah. Kita menyaksikan betapa anak-anak timans U 19 tidak lupa bersujud syukur setelah berahsil memasukkan bola ke gawang dalam drama adu penalti. Ruh spiritualisme kentara ada dalam diri putra bangsa terplih ini.
Permainan sepakbola adalah permainan tim bukan individu meski keterampilan setiap pemain tetap dibutuhkan, oleh karenanya diperlukan kerjasama dan kerbersamaan baik ketika sedang berlatih apalagi pada saat pertandingan berlangsung. Ibarat dalam suatu organisasi bisnis yang bertujuan memperoleh profit sebanyak-banyaknya dalam tim sepakbola juga demikian perlu mencapai tujuan yakni kemenangan sebesar-besarnya, maka unjuk kerja organisasi itu juga dipengaruhi oleh unjuk kerja setiap anggota organisasi. Saya berpendapat bahwa aspek-aspek yang terkait dengan keberhasilan unjuk kerja di organisasi bisnis juga bisa berlaku di timnas kita. Berdasarkan cara pandang ini maka keberhasilan unjuk kerja suatu tim (organisasi) tidak hanya disebabkan skills (keterampilan) teknik pemain tetapi juga faktor non teknis seperti daya juang, semangat, kerjasama tim dan hal-hal lain terkait dengan soft skills.
Agar konsistensi permainan anak-anak U19 kedepannya tetap tinggi maka aspek-aspek non teknis seperti disebut diatas mesti diperhatikan seksama. Pelatih dan segenap pengurus terus diingatkan akan pentingnya aspek soft skills (non teknis) tersebut dalam meraih kemenangan yang artinya unjuk kerja individu-indvidu adalah juga unjuk kerja tim demikian sebaliknya. Ikatan emosional, iklim interaksi antar pemain, antar pengurus juga antar pemain dan pengurus merupakan faktor penting yang dalam skema pencapaian unjuk kerja optimal (star performance) tidak bisa diabaikan begitu saja. Bahkan jika menilik dari hasil penelitian organisasi bisnis bahwa aspek-aspek non teknis itu berkontribusi sangat signifikan hingga lebih 80% dari keberhasilan unjuk kerja individu yang akhirnya merupakan hasil unjuk kerja tim atau organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itulah, kondisi kenyamanan dan situasi kondusif timnas U 19 yang sekarang ini telah terkondisi dengan baik tetap dipelihara, bahkan perlu terus ditingkatkan karena tingkat indeks soft skills manusia itu bisa naik dan turun serta tidak ada batas waktu seperti aspek IQ (hard skills) yang merupakan landasan kecakapan teknis.
Diberbagai bidang kehidupan yang dijalani oleh bangsa ini seringkali mengabaikan aspek non teknis yang tersebut diatas. Misalnya saja arah pendidikan kita lebih mengutamakan kecerdasan intelektualitas dan prestasi akademik, sedangkan kecerdasan intra-interpersonal sebagai landasan dan dasar dari soft skills kurang terperhatikan dengan sungguh-sungguh. Padahal soft skills itu mampu meningkatkan kualitas akademik individu sebagai hasil riset dan kajian telah memperkuat pernyataan itu (hasil peneltian dan kajian Daniel Goleman, Howard Gardner, Robert Sternberg, Aries Musnandar dll).
Oleh karena itu aspek non teknik ini mesti terus disubur-tumbuh-kembangkan dalam organsiasi timnas. Kondisi tim saat ini kelihatannya sudah mulai mengarah pada pentingnya aspek non teknis tersebut. Hanya semua pihak yang terkait dengan keberhasilan timnas secara langsung perlu terus disegarkan dengan arti pentingnya aspek non teknis tersebut. Disamping itu tentu diperlukan perencanaan yang sistemik dan sistematik terkait peningkatan soft skills dan aspek non teknis yang dapat meningkatkan rasa percaya diri, kebersamaan, semangat daya juang serta berbagai faktor non teknis lainnya, sehingga timnas U 19 tersebut nantinya diharapkan bisa menjadi tim kelas dunia karena telah menaruh perhatian pada hal-hal yang diperlukan dalam meraih keunggulan unjuk kerja individu dan tim (star perfomer).