Langsung ke konten utama

Menulis itu ...

Di luar sana banyak yang mengatakan kalau menulis itu sulit. Padahal, menulis itu bisa dalam bentuk dan dimana saja, misalnya saja menulis status di facebook atau twitter. Semua itu kan juga termasuk menulis meski yang ditulis kadang konteksnya berbeda. Bagi saya, menulis itu sebagai pekerjaan sampingan dari seorang mahasiswa. Tapi ada juga yang menjadikan menulis sebagai hobi. Apapun itu sebutannya yang penting tetaplah menulis walau 1 kalimat. Karena dengan menulis walau 1 kalimat, nanti lama-kelamaan akan terbiasa untuk menulis yang lebih banyak.

Menulis itu jangan dijadikan sebuah beban yang sangat berat. Kalau menulis saja sudah dijadikan beban, terus kapan mau menulis kalau begitu. Nikmati dan santailah saat akan menulis kalau perlu rasakan terlebih dahulu apa yang akan ditulis. Ada seorang penulis yang mengatakan “Tulis apapun yang ada dipikiran jangan memikirkan apa yang akan ditulis.” Kurasa pernyataan dari penulis tersebut ada benarnya juga. Kalau memikirkan apa yang akan ditulis, sudah pasti kita akan merasa kesulitan dan bingung sendiri dengan apa yang mau ditulis nantinya.

Menulis itu adalah hal yang bisa menghilangkan stres dari tugas-tugas kuliah yang menggunung. Dengan menulis, stres yang saya alami sedikit demi sedikit bisa berkurang karena semuanya sudah saya tuangkan ke dalam tulisan. Bagus atau jelek tulisannya dipikir belakangan, yang penting tetap menulis kalau merasa stres. Lupakan sejenak tugas-tugas yang bikin stress itu dan mulailah menulis sesuka hati dimanapun tempatnya. Bisa di laptop atau di buku.

Menulis itu tidak mengenal batas waktu, kapanpun dan dimanapun berada kita bisa menulis. Apalagi di abad 21 ini yang kecanggihan teknologinya tidak diragukan lagi. Banyak media atau gadget yang bisa dimanfaatkan untuk menulis. Mulai dari blackberry, iphone, tablet, galaxy note, dll. Semua gadget yang saya sebutkan itu sudah didukung oleh berbagai aplikasi atau software pengolah kata. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk menunda menulis.

Menulislah mulai dari sekarang.
 

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...