Langsung ke konten utama

Peluang Bisnis Minimarket

Peluang bisnis minimarket, ayo bikin minimarket sendiri

PengusahaMuslim.com – Bisnis ritel semakin menjamur. Ini terlihat dari banyaknya minimarket yang semakin tersebar di banyak tempat. Saking ramainya, tak jarang lokasi minimarket berdekatan. Meski begitu, bagi para pelakunya, bisnis ini tetap menjanjikan. Konsumsi masyarakat yang terus meningkat menjadi salah satu sebab bisnis ini merajalela.

Kurniawan Muhammad, pemilik Zam-Zam Minimarket di Salatiga mengatakan, sebetulnya risiko bisnis ini kecil, karena produk yang dijual bisa dikembalikan ke produsen, bila tak laku atau kadaluarsa.

Ia bilang, meski minimarket miliknya tak terlalu tenar, tapi dalam sehari, Zam-Zam bisa mengantongi omzet Rp 5 juta – Rp 6 juta, atau sekitar Rp 150 juta per bulan. Adapun laba sekitar 15%-20% dari omzet.

Agus Wahyudi, pemilik Amanah Minimarket di Semarang, juga bisa meraup omzet sekitar Rp 150 juta per bulan dari bisnisnya itu. Adapun pemilik Bhineka Minimarket Salatiga Chandrawati mengaku bisa mendapat omzet rata-rata Rp 120 juta sebulan.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan, peluang bisnis ritel masih sangat lebar. “Jika punya inovasi pasti bisa bersaing dengan perusahaan ritel yang telah mapan,” ungkapnya.

Nah, kalau Anda berminat membuka bisnis ritel ini, berikut beberapa saran dari para pelaku bisnis ini;

• Investasi

Sejatinya modal awal yang dikeluarkan untuk memulai bisnis ritel sangat fleksibel. Yang jelas, butuh modal yang cukup untuk membuat gerai, rak dan juga belanja barang.

Ketika merintis Amanah Minimarket pada awal 2010, Agus Wahyudi hanya menggelontorkan dana Rp 135 juta. Sekitar Rp 50 juta dari uang tersebut digunakan untuk merenovasi bangunan dan Rp 50 juta untuk membeli barang. “Untuk produk saya mendekati produsen agar bisa beli secara kredit,” katanya

Lain lagi dengan Kurniawan, pemilik Zam-Zam Minimarket. Ia menggelontorkan modal Rp 500 juta. “Saya belanja produk tunai Rp 300 juta, sisanya untuk tempat,” imbuhnya. Ini artinya, modal yang harus keluar tergantung kebutuhan dan ukuran toko. Bahkan, bagi yang sudah memiliki toko, mereka hanya perlu menambahkan fasilitas dan merenovasi ruangan saja.

• Lokasi

Lokasi sangat menentukan keberhasilan bisnis ritel. Sebesar apa pun modal yang dikeluarkan jika lokasinya tidak strategis atau sulit diakses konsumen, bisnis ritel dijamin bakal berjalan di tempat.

Lokasi ideal untuk minimarket adalah di pinggir jalan raya yang ramai. Lebih baik, di dekat tikungan atau pertigaan. “Bisa juga di ujung jalan di dekat pintu masuk tempat yang sering didatangi orang,” ujar Kurniawan.

Perhatikan juga soal lahan parkir. Agus bilang, Amanah Minimarket memiliki areal parkir seluas 6×12 meter atau dapat memuat sekitar 15 mobil dalam waktu yang bersamaan. Adapun luas bangunan toko Agus hanya sekitar 6×6 meter. “Jangan sampai pelanggan batal membeli, karena kesulitan parkir,” imbuhnya.

• Pasokan produk

Agar keuntungan yang diperoleh maksimal, produk yang dijual harus menyesuaikan kebutuhan konsumen di sekitar lokasi. Agus menyarankan, pengusaha ritel di kawasan industri menjual produk makanan, minuman dan juga kebutuhan sehari-hari dengan harga murah.

Jika lokasi usaha ritel berada di kawasan mewah, jangan coba-coba berdagang produk murahan. “Kalau bisa produk impor agar mereka nyaman belanja,” saran dia.

Supaya memperoleh harga produk yang murah, Kurniawan menerapkan pembelian langsung dari grosir, sebab grosir biasanya membeli barang langsung dari produsen. “Kami membeli dengan harga grosir dalam jumlah banyak, lalu dijual dengan harga satuan ke konsumen,” jelasnya.

• Pemasaran produk

Pemasaran yang baik menjadi salah satu strategi agar bisa bersaing dengan minimarket yang sudah punya nama. Agus, Chandrawati, maupun Kurniawan menyadari betul hal itu.

Maka itu, mereka sangat memperhatikan layanan ke konsumennya. Apalagi, target pasarnya kebanyakan merupakan tetangga di sekitar wilayah mereka tinggal. “Bila memberikan potongan diskon, jangan lupa memberitahukan konsumen,” ujar Agus.

sumber: http://pengusahamuslim.com/peluang-bisnis-minimarket-1417/

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...