Langsung ke konten utama

Putri Asisten Rumah Tangga Raih Cumlaude di UNS

putri-asisten-rumah-tangga

SOLO - Nama Devi Triasari menjadi perhatian semua hadirin upacara wisuda sarjana periode IV Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Devi dilahirkan dari keluarga yang kondisi ekonominya jauh dari cukup, namun berhasil meraih predikat cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,99.

Artinya, kemiskinan tidak menjadi halangan untuk meraih gelar sarjana dan lulus dengan predikat cumlaude sekaligus tercepat tiga tahun enam bulan. Anak ketiga pasangan Suwito dan Karinem menjadi mahasiswa Fakultas Hukum melalui fasilitas beasiswa Bidik Misi 2011. Dia diwisuda rektor UNS Prof Dr Ravik Karsidi MS bersama 1.440 lulusan yang lain.

Karinem mengaku bangga dan bergembira menyaksikan anaknya menjadi lulusan terbaik. Selama ini dia hanya bisa berdoa agar Devi berhasil dalam sekolahnya. "Saya baca doa apa saja yang bisa. Siang malam mendekatkan diri kepada Allah untuk mendoakan," tutur Karinem.

Selama kuliah, gadis kelahiran Ngawi, 19 Desember 1991 itu tak pernah mengeluh. Devi terus berdoa dan berjuang untuk menyelesaikan studinya demi mewujudkan impian membahagiakan orangtua. Devi yakin, dengan meraih gelar sarjana, maka dia bisa mengangkat derajat keluarganya.

Devi menyadari dia dilahirkan dari keluarga tidak mampu dan sejak kecil hidup susah. Sugito, ayahnya hanya lulusan SD dan ibunya hanya bersekolah sampai kelas IV SD.

"Ayah bekerja menjadi buruh tani, ibu pembantu rumah tangga. Dengan kondisi seperti itu dua saudara tua saya tidak bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi," tutud Devi

Devi telah menghubungi Monash University dan Newcastle University Australia untuk kesempatan studi lanjutan. Sementara itu, kedua orangtuanya terus berdoa agar Devi sukses melanjutkan kuliah di luar negeri.

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...