Langsung ke konten utama

4 Tips Memilih Universitas yang Tepat untuk Studi

Tempat Anda menimba ilmu akan memengaruhi sebagian besar kehidupan sosial dan profesional Anda di masa depan. Jadi, jangan salah menentukan keputusan mengenai institusi pendidikan yang tepat untuk diri Anda.

Seperti dikutip dari Telegraph, ada sejumlah petunjuk untuk membantu Anda menemukan universitas yang tepat untuk melanjutkan studi. Apa saja?

1. Kegiatan akademis dan non-akademis
Ketika memilih universitas, ingatlah satu hal bahwa kuliah tak cuma soal kegiatan akademis. Perhatikan pengalaman mahasiswa di suatu universitas.

Seperti menemukan tempat kursus yang sesuai dengan minat Anda, pastikan apa yang Anda perhatikan sesuai dengan harapan Anda. Jika Anda tak menyukai lingkungan atau budaya akademis di tempat tersebut, maka berpikirlah ulang karena Anda akan berada di situ 3-4 tahun ke depan.

Fasilitas akademis dan non-akademis yang ditawarkan juga perlu diperhatikan. Ada universitas dengan fasilitas akomodasi, akademis, dan hiburan yang berada di satu area. Di sini, Anda akan menghabiskan waktu untuk segala kegiatan yang terkait dengan status Anda sebagai mahasiswa. Tentu saja, Anda akan "dipaksa" lebih fokus dengan tanggung jawab Anda sebagai mahasiswa.

Jika Anda merasa agak sumpek dengan lingkungan universitas tersebut, Anda bisa memilih universitas di kota yang heterogen, tidak hanya ramai karena keberadaan institusi pendidikan. Selain itu, ada pula universitas yang fokus menempatkan Anda dalam komunitas akademis yang lebih intim.

2. Jarak dari tempat tinggal
Jarak dari rumah atau tempat tinggal sering diabaikan dalam memilih sebuah universitas. Jika Anda memang masih ingin tinggal di rumah atau pulang pada akhir pekan, pilihlah universitas yang tidak menghabiskan ongkos terlalu banyak.

Alternatif jika Anda ingin berkuliah jauh dari rumah orangtua adalah tinggal di rumah saudara, di asrama universitas atau nge-kos. Ingat, biaya hidup sehari-hari di luar ongkos tentu akan lebih besar daripada tinggal di rumah orangtua. Namun, jangan khawatir, kampus-kampus selalu menyediakan beasiswa untuk meringankan beban mahasiswa yang berprestasi.

3. Durasi studi
Masukkan durasi studi sebagai pertimbangan dalam memilih universitas yang dituju. Anda mau lulus dalam tiga atau empat tahun? Itu akan membuat Anda mempersiapkan diri pula sejak awal berkuliah.

Setiap universitas juga memiliki batas maksimal durasi yang berbeda bagi mahasiswanya untuk menyelesaikan studi. Setiap jurusan juga memiliki kecenderungan durasi kelulusan yang berbeda. Pertimbangkan hal ini sejak awal memilih dengan banyak bertanya.

Banyak universitas yang menawarkan studi akselerasi. Gelar sarjana bisa diambil hanya dalam waktu 3 tahun. Bahkan, sejumlah universitas di Eropa menawarkan program S-1 untuk ditempuh selama 2 tahun saja.

Keuntungannya, Anda bisa menghemat biaya hidup selama kuliah, cepat lulus, dan berpeluang memperoleh pekerjaan terlebih dahulu. Namun, jalur ini membuat Anda kehilangan waktu untuk mengembangkan ide, ketertarikan, dan kehidupan sosial di masa-masa usia kuliah.

Anda juga bisa memilih model kuliah sambil bekerja. Biasanya, Anda akan memiliki beban yang lebih besar untuk menyelesaikan kuliah tepat waktu atau menempuh waktu studi yang lebih lama. Jika Anda ingin menempuh kuliah sambil bekerja, dedikasi dan disiplin yang tinggi wajib Anda miliki.

4. Kenali dengan baik
Jangan asal universitas negeri atau jangan asal kuliah. Jika Anda memutuskan ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi, cobalah untuk melakukan riset kecil-kecilan mengenai universitas yang Anda tuju.

Jangan sekadar percaya dengan situs web perguruan tinggi tersebut atau rekomendasi-rekomendasi. Anda bisa datang langsung ke bagian konsultasi pendidikan universitas tersebut dan bertanya pada senior atau teman yang lebih dulu berkuliah di universitas tersebut.

Jika ada, Alan Jones, seorang pengembangan profesional dari UCAS, juga menyarankan para calon mahasiswa untuk menghadiri pameran pendidikan tinggi dan bertemu dengan staf universitas yang bersangkutan. Jones menegaskan, jangan malu-malu menghubungi universitas secara langsung dan mengajukan pertanyaan kepada mereka.

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...