Langsung ke konten utama

SPMB-PTAIN 2013


SPMB-PTAIN adalah seleksi masuk Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (UIN / IAIN / STAIN) melalui ujian tertulis yang dilakukan serentak secara nasional bersama 53 PTAIN di Indonesia di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.

Kehadiran SPMB-PTAIN diharapkan bisa menjadi media seleksi calon mahasiswa baru yang berkualitas secara akademis sehingga mampu mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di PTAIN dan sebagai usaha perluasan akses pendidikan bagi manusia Indonesia serta dalam rangka menciptakan sistem penerimaan mahasiswa baru PTAIN yang valid dan handal sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademik dan yuridis.

Berdasarkan hasil rapat Paguyuban Pimpinan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di Malang pada tanggal 15 Oktober 2012, para Rektor UIN/IAIN dan Ketua STAIN di bawah koordinasi Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama menyepakati seleksi calon mahasiswa baru secara bersama dalam bentuk Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (SPMB-PTAIN). SPMB-PTAIN 2013 merupakan satu-satunya pola seleksi yang dilaksanakan secara bersama oleh seluruh Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri dalam satu sistem yang terpadu dan diselenggarakan secara serentak. SPMB-PTAIN 2013 dilaksanakan melalui :

(1) Jalur Prestasi Akademik (13 Feb-21 Mar 2013)
(2) Jalur Ujian Tertulis (06 Mei-15 Juni 2013)

PTAIN menjaring paling sedikit 80% mahasiswa baru pada setiap program studi melalui SPMB-PTAIN dengan rincian 50% melalui jalur prestasi akademik dan 30% melalui jalur ujian tertulis. Dengan demikian, PTAIN menjaring paling banyak 20% mahasiswa baru pada setiap program studi melalui jalur penerimaan mahasiswa baru secara mandiri atau bentuk lain.

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...