Langsung ke konten utama

Kampus Negeri & Swasta Pasti Ada Plus Minus

Ari

Banyak orang mendewakan kampus negeri sebagai pilihan untuk meneruskan pendidikan selepas SMA. Kualitas pendidikan, fasilitas penunjang yang memadai, serta nama baik yang melekat pada perusahaan menjadi alasan menomorduakan kampus swasta.

Padahal tidak semua kampus swasta itu buruk. Sudah banyak kampus swasta yang mampu bersaing dengan kampus negeri baik dalam bidang kualitas, fasilitas, maupun tingkat kepercayaan perusahaan kepada para lulusan.

Atas dasar itu, Bagus memilih jurusan Teknik Elektro di President University pada lima tahun silam. "Major yang saya mau ada. Lingkungan dan akses ke kampus ini enak, jadi saya pilih kuliah di sini," kata Bagus ketika berbincang pada Senin (30/6/2014).

Namun, lanjutnya, fasilitas penunjang bagi jurusan Teknik Elektro yang diambilnya masih terbilang minim. Dia mengakui, kampus negeri memiliki fasilitas lebih baik untuk mendukung jurusan tersebut.

"Major yang pakai alat laboratorium mahal seperti teknik, secara alat lebih bagus negeri. Sama seperti di kampus saya. Fasilitas seperti itu masih kalah dengan kampus negeri. Tapi kalau untuk non teknik di swasta tidak ada bedanya dengan kampus lain," paparnya.

Menurut pria yang berhasil meraih gelar Sarjana Teknik pada tahun lalu itu, setiap kampus baik negeri maupun swasta pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun, katanya, jangan hanya melihat di satu sisi saja.

"Saya tidak pernah nyesel. Plus minus aja. Ada kampus yang alatnya kurang, tapi ada juga kampus yang punya alat lengkap tapi tidak menjamin lulusannya bagus. Idealnya kan alat lengkap dan lulusannya bagus. Alat sama literatur sebenernya bisa dicari di luar kampus. Di tempat training atau kerja. Cuma memang, kalau difasilitasi kan lebih mudah dan murah buat diakses mahasiswa," tutup Bagus.

sumber : http://kampus.okezone.com/read/2014/06/30/373/1006225/kampus-negeri-swasta-pasti-ada-plus-minus

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...