Langsung ke konten utama

Perjalanan Saya Mengenal FLP

FLP UIN_2
Awalnya, saya bisa mengenal FLP setelah beberapa kali diajak kopdar (kopi darat) bersama pengurus PNBB yang notabene pengurus FLP cabang Malang. Seperti Pak Heri Cahyo, Pak Nur Muhammadian, Mas Mahfuzh, Mbak Maulida, dkk. Dalam kopdar tersebut juga sering disinggung tentang FLP khususnya yang ada di cabang Malang meski saya gak mudeng dengan yang dibicarain. Di lain waktu, saya secara tidak sengaja juga membaca sebuah pamflet Open Recruitment  disana tertulis kalau FLP UIN Malang sedang membuka pendaftaran anggota baru. Tanpa pikir panjang, saya langsung saja mendaftarkan diri selain biaya pendaftaran yang murah saya juga ingin bergabung menjadi anggota FLP UIN Malang. Saya bergabung dengan FLP UIN Malang bukan apa-apa, karena memang sebelumnya saya sudah dulu bergabung dengan salah satu grup kepenulisan di facebook yang namanya PNBB (Proyek Nulis Buku Bareng).

Ya, PNBB itulah yang menjadi dasar dan memotivasi saya untuk masuk ke FLP UIN Malang. Karena di PNBB sendiri sebagian besar penghuninya juga orang-orang FLP. Baik di cabang Malang sendiri atau yang dari FLP kota lainnya. Jangan tanya kalau saya menyebutkan FLP dari kota lainnya karena FLP kan memang ada dimana-mana. Selain tersebar di penjuru nusantara, FLP juga ada beberapa yang berkedudukan di luar negeri. Kalau dibuat alur sejarah, saya bisa mengenal FLP karena PNBB. Jadi bisa dikatakan, saya bisa mengenal FLP juga berkat seringnya kopdar sama pengurus PNBB yang tak lain juga pentolan pengurus FLP yang ada di cabang Malang. Bahkan wali kelas saya PKPBA adalah orang FLP juga. Dialah ustadz Erryk Kusbandhono.

Berkat ustadz Erryk inilah, saya bisa mengenal dan bertemu dengan orang-orang yang sudah lebih dulu berkecimpung di dunia kepenulisan. Saya menganggap ustadz Erryk seperti ayah sendiri. Di samping itu, beliau adalah wali kelas saya di kelas PKPBA pas masih semester 1 hingga semester 2. Sewaktu mengajar, beliau tak hanya memberikan materi PKPBA yang tertuang di dalam buku saja, tapi juga memberikan ilmu dan nasihat tentang kehidupan yang diberi nama kuliah kehidupan. Semua murid yang pernah diajar atau mengenal ustadz Erryk pasti bakal setuju kalau saya mengatakan ustadz Erryk itu adalah guru yang paling mengerti kondisi anak didiknya. Tak heran kalau beliau sering dijadiin ustadz favorit sama anak didiknya termasuk yang membuat tulisan ini. Hehehe. Kalau tidak percaya, baca saja buku Sepenggal Kisahku di PKPBA dan Serpihan Kenanganku di PPBA.

PNBB dan FLP khusunya yang ada Ranting UIN Malang adalah grup kepenulisan yang tak bisa saya pisahkan. Kenapa? Karena kedua grup tersebut telah berjasa besar untuk mewujudkan salah satu impian saya untuk memiliki sebuah buku yang di dalamnya ada tulisan saya meski masih berupa antologi. Kalau dilihat dari wilayah geraknya, aktivitas PNBB banyak dilakukan di dunia maya karena memang PNBB adalah komunitas kepenulisan yang ada di salah satu jejaring sosial bernama facebook, akan tetapi suasana yang tercipta antar anggotanya seperti di dunia nyata. Terbukti dengan adanya beberapa kali kopdar antar sesama pengurus dan anggota PNBB yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara dan luar negeri.

Ah, kok malah asyik bicara tentang PNBB, padahal saya menulis tulisan ini adalah untuk menceritakan perjalanan saya mengenal FLP bukan perjalanan mengenal PNBB. Tenang, seperti yang sudah saya katakan diawal, kalau PNBB itu telah berjasa bisa mengenalkan saya dengan FLP. Baik di tingkat cabang Malang atau yang ada di ranting UIN Malang. Jadi jangan heran kalau saya sering mengaitkannya pada PNBB. Ibaratnya, kalau saya tidak kenal sama PNBB mungkin saya juga tidak akan pernah mengenal yang namanya FLP terutama yang ada di Malang dan di UIN Malang. Penasaran dengan PNBB karena saya sering menyebutnya? Gabung saja ke grupnya.

Mungkin itulah sejarah singkat perjalanan saya mengenal FLP yang ada di Malang dan di Ranting UIN Maliki Malang.

Meski masih terbilang baru yakni 8 bulan berada di bawah naungan FLP UIN Malang, saya telah diberikan amanah dan kepercayaan oleh teman-teman untuk memimpin petualangan baru yang sebentar lagi akan dimulai. Kalau beberapa hari yang lalu ada yang menuliskan FLP UIN ini ibarat rumah, berarti di bawah kepemimpinan saya ini saatnya untuk menghias isi rumahnya ditambah dengan perabotan yang sekiranya dibutuhkan oleh para penghuninya. Karena kepemimpinan yang sebelumnya sudah berhasil membuat pondasi, dinding serta atap rumah yang cukup kuat hingga penghuninya cukup merasa nyaman.

Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih yang teramat besar kepada dewan penasihat, kepengurusan sebelumnya, dan semua teman-teman yang telah mempercayakan kepengurusan 1 tahun mendatang di bawah komando saya.
 
Aditya Nusantara
Ketua Umum FLP Ranting UIN Maliki Malang 2013/2014









Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...