“Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya”
{Q.S. Ibrahim :34}
Kalau kita cermati dengan seksama salah satu firman Allah SWT yang ada di atas, menunjukkan bahwa nikmat Allah yang diberikan sudah begitu banyak dan tak terbatas. Mulai dari adanya alam semesta, bumi tempat kita berpijak sekarang, sejak kita lahir di dunia sampai nanti kembali kepangkuan-Nya kita akan terus menikmati semua nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Kita sebagai umat manusia sudah sepatutnya untuk terus bersyukur dan jangan sampai lupa atau berhenti untuk bersyukur kepada Allah SWT.
Salah satu nikmat Allah yang ukurannya masih sangat kecil dan diberikan tiap hari tapi sering dilupakan adalah kita bisa bangun pagi untuk menghirup udara segar dan melihat cerahnya sinar mentari pagi. Anehnya, kita malah sering mengeluh dan lupa untuk mengucap syukur. Padahal, jika Allah berkehendak, pagi itu juga bisa saja Allah menyuruh Malaikat Izrail untuk mengambil ruh yang bersemayam di dalam tubuh kita. Jadi, sudah kewajiban kita untuk tetap bersyukur meski itu hal yang sepele.
Contoh lainnya adalah Bumi tempat kita berpijak. Allah menciptakan bumi beserta isinya yang begitu super dahsyatnya hingga sedemikian rupa. Tapi karena sifat manusia yang tidak pernah puas. Membuat bumi yang seharusnya kita jaga kelestariannya malah dirusak hanya untuk memenuhi kepentingan sebagian orang. Sehingga dampak yang ditimbulkan dari ketidakpuasan sebagian orang tersebut yang menanggung akibatnya adalah anak cucu kita kelak.
Nikmat Allah yang diberikan kepada umat manusia sangat besar dan tak terbatas. Oleh karena itu, kita tidak akan pernah sanggup untuk menghitungnya, meski kita menggunakan kalkulator atau komputer yang super canggihpun. Hanya saja, kita sebagai umat manusia sering kali lupa untuk bersyukur atas nikmat Allah yang sudah diberikan.