Langsung ke konten utama

5 Gangguan Jiwa yang Saling Terkait

Menurut sebuah studi besar, autisme, attention deficit-hyperactivity disorder (ADHD), gangguan bipolar (GB), depresi, dan skizofrenia memiliki keterkaitan pada beberapa faktor risiko genetika atau keturunan. Versi dari empat gen tertentu meningkatkan kemungkinan menderita lima gangguan ini.

Para peneliti mengharapkan temuan ini dapat membantu para psikiater untuk lebih mengerti hal paling mendasar pada penyebab gangguan di otak.

Studi yang dimuat dalam jurnal medis Lancet ini membandingkan kode genetik dari sekitar 33.000 orang dengan gangguan mental dengan 28.000 orang tanpa gangguan mental. Studi internasional ini menemukan empat varian gen yang dapat meningkatkan risiko dari kelima gangguan mental. Dua gen terlibat dalam keseimbangan kalsium di otak.

Memang, ratusan gen dan lingkungan mungkin memiliki efek pada terjadinya gangguan mental, tetapi perkembangan ilmu genetika psikiatri yang berkembang dengan cepat mencoba menjelaskan dasar mengapa kondisi ini dapat terjadi.

"Penemuan ini menandakan adanya cara baru yang potensial di bidang psikiatri dan gangguan mental. Ini adalah metode ilmiah yang membantu memahami apa yang salah di otak, zat kimia, sistem otak, yang berpengaruh terhadap berbagai macam penyakit," ujar salah satu peneliti Nick Craddock, seorang profesor psikiatri di Universitas Cardiff.

Hal senada juga diungkapkan Gerome Breen, dari Institute of Psychiatry di King College London. "Studi ini memberikan sentuhan biologi terhadap diagnosis gangguan mental, itu benar-benar berharga," ujarnya.

Marjorie Wallace, pejabat eksekutif di Mental Health Charity Sane, mengatakan bahwa temuan ini menyoroti kebutuhan memahami faktor-faktor genetik dan biologis dari kondisi mental agar dapat ditemukan pengobatan dan terapi yang lebih efektif.

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...