Langsung ke konten utama

Karya Wisata ke Yogyakarta part 3

Setengah jam kemudian setelah mengatasi siswa yang mabuk. Aku dan rombongan karya wisata melanjutkan kembali perjalanan ke Jogjakarta. Keadaan dalam bus berbeda sekali dengan keadaan awal berangkat. Yang tadinya rame banget dalam bus sekarang sepi karena banyak temanku yang sudah kelelahan dan mabuk. Aku dan khoirul yang gak bisa tidur waktu itu langsung dihampiri oleh bu dewi.

“dit, rul kok kalian gak tidur seperti teman yang lain?” Tanya bu dewi sembari duduk disampingku.
“aku gak bisa tidur bu!” Jawabku.
“lha kamu rul?” Tanya bu dewi ke khoirul.
“aku juga gak bisa tidur bu, sama seperti aditya!” Jawab si khoirul.
“ya udah, kalau mau tidur! Tidur aja karena perjalanan masih jauh. Bu dewi tak kedepan dulu ya” ujar bu dewi sambil berdiri.

Beberapa menit kemudian setelah bercanda sama khoirul aku mulai merasa ngantuk. Jadi kuputuskan untuk merebahkan tubuhku ke kursi dan membiarkan khoirul melek sendiri, Tapi tak lama kemudian khoirul pun ikut menyusul tidur. Setelah tidur hampir dua jam aku terbangun dan melihat jam ternyata sudah menunjukkan pukul 03.30 lalu aku menengok ke arah luar jendela untuk mengetahui sudah sampai mana perjalanannya.

Ketika bus berhenti di salah satu SPBU, aku melihat papan nama pom tersebut dan ternyata aku dan rombongan sudah ada di kota Jogja tapi belum sampai kotanya. Aku lupa nama SPBU tersebut yang jelas daerah tersebut namanya kab. Sleman. Setelah mengisi solar di SPBU tersebut rombongan melanjutkan kembali perjalanan ke tempat tujuan wisata kami yang pertama yaitu candi Borobudur. Berhubung masih melanjutkan perjalanan aku pun tidur lagi karena masih merasa ngantuk.

Kurang lebih satu jam setengah rombongan berhenti lagi di salah satu rumah makan. Aku lupa nama rumah makan itu. Di rumah makan itu aku dan teman-teman melakukan ISHOMA (istirahat sholat makan) waktu itu menunjukkan pukul 04.30. Aku dan khoirul langsung ambil peralatan mandi di dalam tas yang ada di dalam bus lalu menuju kamar mandi yang telah tersedia. Setelah mandi aku dan teman-teman yang lain disuruh sama guru pendamping masing-masing untuk makan pagi. Tapi sebelum makan aku dan teman-teman yang lain melakukan sholat berjamaah di salah satu mushola yang tersedia di rumah makan tersebut.

Aku dan khoirul mengambil nasi yang banyak supaya nanti tidak kelaparan. Waktu makan aku kaget banget dan rasanya mau muntah dengan nasi yang aku makan karena nasinya hangat tapi kayak karak, sayur dan lauknya itu dingin ditambah lagi sambal yang manis. Dalam hati aku langsung berpikir “ beuh, beuh nasi apa ini! Nasinya hangat tapi ko kayak karak ae, sambalnya juga manis, sayur dan lauknya juga dingin. Ini nasi apa sich?”. Seketika itu aku langsung menghentikan makan. Lalu si khoirul bertanya kepadaku “dit, kenapa ko berhenti makan!”. “Nasinya gak enak” jawabku sambil berdiri dan mau keluar rumah makan.

Satu jam beristirahat dan jam sudah menunjukkan pukul 05.30 wib rombongan mulai melanjutkan kembali perjalanan ke candi Borobudur. Setengah jam perjalanan dari rumah makan akhirnya rombongan sampai di candi Borobudur namun tempat tersebut masih tutup jadi rombongan memutuskan untuk menunggu di pelataran depan loket. Beberapa menit kemudian loket dibuka langsung saja guru pendamping kami menuju loket untuk membeli tiket yang selanjutnya dibagikan kepada setiap peserta karya wisata. Setelah tiket di dapat rombonganpun masuk ke dalam area candi Borobudur. Tak lupa pihak sekolah juga menyewa seorang pemandu wisata untuk memandu kami selama di jogja.

Di dalam area candi Borobudur tersebut banyak teman-temanku yang berfoto-foto ria untuk mengabadikan momen disitu. Aku dan khoirul sendiri hanya duduk-duduk di area candi sambil menikmati pemandangan sesekali aku dan khoirul juga berfoto ria dan sambil mendengarkan kata-kata yang diucapkan sama pemandu kami. Berhubung masih pagi jadi belum banyak wisatawan baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang ke candi Borobudur. Yang terlihat hanyalah petugas kebersihan berlalu lalang untuk membersihkan daun-daun yang berguguran.

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...