Langsung ke konten utama

Nasibnya Jadi Kota Pendidikan

Semua orang tahu kalau kota pendidikan adalah kota yang mayoritas penduduknya adalah kaum terpelajar. Baik itu penduduk lokal maupun pendatang. Itulah mengapa hanya ada beberapa kota saja yang bisa dijuluki sebagai kota pendidikan, salah satunya Malang. Ya, Malang adalah kota pendidikan sekaligus kota pariwisata untuk wilayah Jawa Timur. Selain Malang ada juga tetangganya yang masih berada dalam satu wilayah Jawa Timur yaitu Surabaya.

Menjadi kota pendidikan mau tidak mau harus bisa menerima segala konsekuensi yang ditimbulkan. Konsekuensi itu bisa muncul kapan saja tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Seperti halnya kasus yang baru terjadi beberapa hari ini di sekitar kost daerah Sumbersari. Saya memang tidak melihat langsung kejadiannya karena memang masih liburan, tapi saya mendapat cerita yang tak lain adalah ibu kost saya sendiri.

Dalam ceritanya, beliau mengatakan kalau hari sabtu kemarin di sekitar kost baru saja dipergoki pasangan muda-mudi lagi “bermain” di dalam kamarnya. Sebagai pembaca yang baik pasti sudah tau kan istilah “bermain” apalagi dilakukan pasangan muda-mudi di dalam kamar jadi saya tidak perlu menjelaskan lagi. Hehehe.

Setelah mendengar cerita tersebut, saya berpikir sejenak. Apa hal ini termasuk salah satu trend di abad 21 selain kemajuan teknologi dan berhijab?.

Karena memang di abad 21 ini banyak sekali hal-hal negatif yang melenceng dari adat kesopanan yang ada di masyarakat. Sebenarnya selain banyak hal yang negatif, hal positif pun juga banyak. Seperti kemajuan teknologi dan berhijab. Ya, saya mengakui di abad 21 ini banyak sekali perubahan positif yang terjadi di bidang teknologi terutama teknologi informasi. Selain kemajuan di bidang teknologi ada juga kemajuan yang terbilang cukup pesat yaitu berhijab. Sekarang ini banyak sekali perempuan yang memakai hijab. Jujur saja, saya setuju dengan perkembangan memakai hijab ini karena membuat perempuan lebih kelihatan anggun dan enak dipandang.

 

Aditya Nusantara
Pengelola UANG KOMISI.com

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...