Langsung ke konten utama

Maling oh Maling


Marah, pengin mukul, hati yang mendidih (air kali mendidih), itulah perasaanku ketika melihat kejadian semalam yang bikin heboh mabna Ibnu Kholdun. Ada maling yang mau mengambil laptop salah seorang teman. Untung saja keburu ketahuan jadi gak jadi ngambil deh. Tapi barang pribadinya ketinggalan seperti jaket, hape, tas yang dibawanya dan sandalnya.
Ternyata malingnya cepat juga larinya (paling mau ikut lomba lari marathon). Aku tuh heran sama si maling, sudah dikejar puluhan orang kok gak bisa tertangkap (mungkin si maling punya ilmu menghilang) dan yang lebih mengherankan lagi, kok nekad amat si maling. Maling disaat musimnya orang begadang, ya tidak dapat apa-apa lah yang ada hanyalah kejar-kejaran. Untung tidak tertangkap, kalau tertangkap aku tidak bisa bayangin deh gimana nanti muka si maling tuh (mungkin sudah jadi samsak tuh muka).
Mungkin si maling kurang pengalaman, makanya keburu ketahuan. Atau bisa juga si maling itu belum lulus dari sekolah maling dan belum dapat ijazah maling yang resmi (maling kok ada ijazahnya, apa kata dunia?).

Maling oh maling, kalau butuh duit tuh ngomong jangan ambil barang orang seenaknya kayak gitu. Iya kalo berhasil kabur, kalo ketangkap repot deh urusannya. Maling kok coba-coba (plesetan iklan minyak angin: buat anak kok coba-coba).

Postingan populer dari blog ini

3 Golongan Besar Umat Islam

Ada tiga tipe umat terkait sikap mereka terhadap Alquran: dhalimun linafsih, muqtashid, dan saabiq bil khairaat. (1) Dhalim linafsih : Artinya orang yang menganiaya diri sendiri, yaitu mereka yang meninggalkan sebagian amalan wajib dan melakukan sebagian yang diharamkan. Seperti, orang menjalankan salat tetapi korupsi, menjalankan saum Ramadan tetapi suka riya, pergi salat Jumat tetapi menggunjing orang, membayar zakat tetapi menyakiti tetangga, membelanjai istri tetapi juga menyakitinya, berhaji tetapi menzalimi karyawan. Pendek kata, dhalimun linafsih adalah orang yang terpadu dalam dirinya kebaikan dan keburukan, yang wajib kadang ditinggalkan, yang haram kadang diterjang. (2) Muqtashid : Artinya orang pertengahan, yaitu mereka yang menunaikan seluruh amalan wajib dan meninggalkan segala yang haram, walau terkadang masih meninggalkan yang sunah dan mengerjakan yang makruh. Seluruh kewajiban ia penuhi, baik kewajiban pribadi (seperti salat, zakat, puasa, dan haji) maupun kewajiba...

Dibalik Penggunaan Abu Gosok

Abu gosok dikenal masyarakat sebagai bahan untuk mencuci peralatan dapur yang nodanya susah hilang. Biasanya penggunaannya dibarengi dengan serabut kelapa dan air hangat. Di zaman yang semakin modern saat ini jarang kita temui perempuan atau ibu rumah tangga yang masih memanfaatkan abu gosok, meskipun masih ada sebagian dari mereka di beberapa tempat seperti pedalaman desa yang menggunakannya. Seiring dengan munculnya beberapa produk kebersihan alat rumah tangga yang semakin canggih. Sehingga fungsi abu gosok sebagai pembersih alat dapur jadi bergeser dan tergantikan. Sebenarnya abu gosok ini terbilang alami karena berasal dari limbah pembakaran tumbuhan. Biasanya dari sekam padi. Kandungan kalium yang terdapat di dalam abu gosok inilah yang berperan penting dalam menghilangkan noda membandel pada ketel atau peralatan dapur lainnya. Kalium yang bereaksi dengan air menghasilkan Kalium hidroksida yang bersifat basa sehingga mampu bereaksi terhadap kotoran dan mengangkatnya keluar. ...

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan juga demikian, dan kebaikan itu juga sebaik perilakunya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua perbuatan itu adalah mereka yang melakukannya hal tersebut. Mereka akan merasakan buahnya seketika itu juga di dalam jiwa, akhlak, dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, serta merasa tenteram dan damai. Ketika kita diliputi kesedihan dan kegalauan dalam hidup, maka berbuat baiklah terhadap sesama, niscaya akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Dengan cara, sedekahilah orang yang fakir, tolonglah orang yang terdzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang terkena musibah, niscaya kalian akan merasakan kebahagiaan dalam semua kehidupan yang kalian jalani. Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya...