Satu kata yang sering disebut-sebut oleh kebanyakan orang, terlebih lagi oleh mahasiswa pada zaman sekarang ini. Saya tidak tahu apa penyebab penyakit galau itu muncul. Saya juga tidak tahu darimana asalnya penyakit galau ini, yang jelas penyakit ini sangat cepat menular. Penyakit ini juga tidak mengenal usia, mulai dari SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa sudah mulai terjangkit penyakit ini.
Penyebaran penyakit galau ini bisa beragam caranya, mulai dari
media massa dan media elektronik. Tapi, yang paling sering menularkan penyakit
ini adalah media elektronik ketimbang media massa. Karena media elektronik di
zaman sekarang ini sudah menjadi kebutuhan primer bukan lagi kebutuhan
sekunder. Sebaliknya, media massa yang dulu menjadi kebutuhan primer sekarang
berubah menjadi kebutuhan sekunder.
Apa sajakah media elektronik itu? Pertama, media yang sering
kita tonton sehari-hari yaitu televisi. Kedua, yang lagi hangat sekarang adalah
jejaring sosial seperti facebook, twitter, dll. Ketiga, media jaringan seluler
atau handphone. Dari ketiga media tersebut yang paling cepat penyebaran penyakit
galau adalah lewat jejaring sosial daripada penyebaran lewat kedua media
lainnya. Karena di era sekarang ini siapa yang tidak punya akun di salah satu
jejaring sosial yang sudah saya sebut tadi, sebut saja facebook dan twitter.
Hampir semuanya punya akun di facebook, mulai dari anak-anak sampai orang tua
pun sekarang sudah punya akun tersebut.
Saya tidak habis pikir, penyakit ini lambat laun kok malah
semakin menyebar luas saja. Awalnya, saya menganggap kalo penyakit ini hanya
menjangkit kalangan mahasiswa saja. Ternyata, setelah dilakukan riset
kecil-kecilan saya menemukan fakta yang menghebohkan yakni anak SD pun juga
sudah terjangkit penyakit ini. Hebat gak tuh, anak SD saja sudah terkena
penyakit galau apalagi orang yang sudah dewasa terutama para remaja.
Beberapa hari yang lalu, saya sempat membaca sebuah status
teman tentang galau itu sendiri. Tulisannya kalau tidak salah begini “galau itu
jika kita lupa membawa kalkulator padahal kita jurusan statistik, galau itu
adalah ketika kau mau belajar namun literaturnya bahasa inggris, sementara
belum paham dari awal sampai habis. Bahkan, mbah google pun tak dapat membantu,
galau itu adalah ketika kau tahu bahwa kau salah, namun kau tak tahu dimana
letak salahmu. Padahal, akibatnya sudah melebar kemana-mana. Galau itu adalah
ketika kau sadar ada masalah, namun kau tak tahu letak permasalahan itu.
Jangankan solusi, masalahnya saja kau tak tahu, jadi galau deh” itulah sedikit definisi tentang galau dari
salah seorang teman saya. Kalau ada yang mau menambahkan, saya akan menerima
dengan senang hati.
Dan yang baru-baru ini, saya juga telah membaca salah satu
note yang ditulis oleh ustad saya sendiri. Isinya kurang lebih begini “remaja
sangat rentan akan hal negatif jika tidak dipantau oleh orangtuanya. Kalau di
kampus, yang memantau adalah pihak kampus dan para dosen itupun tidak bisa
maksimal” sedikit cuplikan dari note yang ditulis oleh ustad saya. Dan masih
banyak lagi definisi tentang galau. Pada intinya penyakit galau ini tidak
disebabkan oleh penyakit yang akut melainkan hanya perasaan dari seseorang itu
sendiri.
Banyak remaja yang bilang, kalau dikit-dikit mereka sedang galau,
galau kok dikit-dikit. Kenapa gak sekalian saja galau yang banyak, biar galau
yang mendera tidak kambuh lagi dikemudian hari. Remaja yang bilang galau itu
belum tentu tahu yang sebenarnya makna galau tersebut. Mereka hanya ikut-ikutan
saja, tanpa tahu makna yang sebenarnya. Ada teman yang suka bilang galau, maka
dia juga ikut-ikutan bilang galau juga. Remaja sekarang memang mudah
terpengaruh. Berbeda jauh dengan remaja zaman dulu, ya sudah pasti berbeda.
Dari satu kata yang saya tulis kok bisa menjadi beberapa
ratus kata ya, apakah mungkin saya juga terkena penyakit galau, rasanya tidak
mungkin soalnya apa yang saya tulis ini langsung dari pikiran saya, yang sering
melihat fenomena penyakit galau ini menyerang teman-teman mahasiswa. Galau kok
dipelihara buang saja ke laut, ngapain juga pelihara galau, galau itu gak bisa
bertelur dan tidak menghasilkan apa-apa yang bermanfaat. Kalau mau memelihara
itu, ya pelihara ayam, kambing atau sapi yang sudah jelas bisa menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat.
Jadi, pada intinya penyakit galau itu tidak boleh dipelihara
melainkan dihilangkan saja dari kehidupan kita. Daripada galau terus menerus mending
gunakan waktu yang ada untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat.
GALAU “loe gue end”