Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli 24, 2014

Kisah Sedekah Wanita Kaya Pada 3 Orang Miskin

Bersedekah itu bisa menjadi penolak bala. Sudah banyak kisah keajaiban sedekah yang membawa seseorang pada kebaikan dan keselamatan, bukan pada kemiskinan. Pernah tidak Anda memilih untuk tidak memberi uang sedekah pada pengemis karena menganggap bahwa banyak pengemis itu berpura-pura miskin? Ironis memang tapi hal ini cukup banyak di lingkungan masyarakat kita saat ini. Seperti kisah yang satu ini. Ada seorang wanita kaya yang sedang menikmati pemandangan di taman. Tak berapa lama, seorang anak yang lusuh duduk di sebelahnya. Ia tidak bicara dan tidak pula melihatnya. Hanya saja bocah itu memegangi perutnya, sepertinya ia kelaparan. Wanita itu meliriknya dengan risih, setelah beberapa lama ia meninggalkannya. Sambil berjalan ia membatin, "Anak jaman sekarang sudah diajari mengemis dan mengiba-iba. Aku tidak akan membiarkan sedekahku dimakan orang yang tak seharusnya." Wanita itu lalu duduk di dekat air mancur. Ia merasa tenang dengan suara gemericik air. Namun tern

6 Masalah Cinta di Usia 25

Sebuah survei dari situs kencan online di Amerika Serikat, Match.com menyebutkan bahwa di usia 25 tahun ke atas, seorang perempuan mulai memandang hidup dengan jangka panjang. Kriteria laki-laki idaman pun tak hanya dilihat dari tampilan fisik yang memukau, namun juga kecocokan seksual. “Dalam memilih pasangan, perempuan akan menilai apakah si dia adalah pria yang dapat memberi nilai lebih, atau justru membebani. Mereka ingin mencari pria yang bisa menjadi mitra, sehingga nantinya anak-anak mereka dapat memiliki kehidupan yang baik,” ujar Dr Karen Ruskin, seorang psikoterapis keluarga dan pernikahan. Banyak yang bilang usia 25 rentan mengalami krisis diri, terutama menyangkut soal cinta. Ini dia 6 masalah cinta di usia 25. 1. Krisis diri Umumnya orang-orang yang menginjak usia 25 tahun ke atas akan merasakan adanya krisis pada diri sendiri.  Ini adalah masa transisi, dimana Anda mulai memasuki fase dewasa, sehingga tanggung jawab semakin besar. Tak hanya krisis yang menyangku

5 Tips Agar Perut Tak Gampang Lapar

Maksud hati membatasi kalori, apa daya perut terus menerus keroncongan. Perut yang cepat lapar kembali walau sudah diisi memang menjadi keluhan banyak orang. Jika diabaikan, kondisi ini bisa membuat kita sulit berkonsentrasi. Tapi jika dituruti, bisa-bisa jarum timbangan terus bertambah. Ada berbagai cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah perut tak mudah lapar. 1. Olahraga Cukup banyak orang yang justru makan lebih banyak setelah berolahraga. Malah, jumlah kalori yang masuk lebih besar dari yang baru dibakar. Sebenarnya lingkaran ini bisa diputus dengan melakukan aktivitas fisik yang menyenangkan atau menganggap kegiatan olahraga sebagai sesuatu yang fun. Cukup banyak aktivitas fisik yang sebenarnya membakar kalori tapi tak terasa "berat" seperti olahraga, misalnya saja menari, berjalan kaki, naik sepeda, berenang, dan masih banyak lagi. Walau kalori yang dibakar tak sebanyak jika Anda berolahraga di gym, tapi jika dilakukan rutin setiap hari tentu hasilnya tak

Istanbul, Kota Segala Kota

Nama awal kota ini Byzantium berubah jadi Konstantinopel ketika Turki di bawah kekaisaran Romawi Kuno, kemudian jadi Istanbul sebagai ibu kota Kekaisaran Usmani setelah ”Sang Penakluk” Sultan Mehmed II tahun 1453 merebutnya. Ketika modernisme Turki membentuk republik tahun 1923 dengan Mustafa Kemal Attaturk sebagai Presiden Turki yang pertama, ibu kota Turki dipindahkan ke Ankara. Nama Istanbul tetap, dengan sebutan baru Kota Segala Kota. Tidak lagi jadi ibu kota, tetapi toh pamornya tak kalah impresif dibandingkan dengan Ankara. Memasuki Istanbul, pelancong dihadapkan pada sejumlah reruntuhan benteng batu bata merah, sisa Tembok Theodosius, sisa sistem pertahanan kota abad ke-4. Benteng ini terdiri atas tembok dalam dan tembok luar. Tembok dalam dengan ketebalan 5 meter di bagian bawah dan menjulang sampai setinggi 12 meter, yang diapit 96 menara setinggi 18-20 m dengan masing-masingnya berjarak 55 m (John Freely, Istanbul: The Imperial City, 1996). Reruntuhan bekas Tembok The