Langsung ke konten utama

Menangkap Pesan IDB Tentang Problem Sosial

Sebelum acara konferensi yang diselenggarakan oleh IDB di Tajikistan secara resmi dibuka, maka para peserta disuguhi tayangan singkat tentang problem sosial di berbagai belahan dunia. Problem sosial yang dimaksudkan itu adalah tentang kemiskinan, pendidikan yang kurang bermutu, kesehatan masyarakat yang kurang terurus, penderitaan sebagai akibat dari kekurangan makanan dan gizi, dan lain-lain. Gambaran menyedihkan itu terjadi di banyak negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Siapapun menyaksikan gambaran itu hatinya akan tersentuh, dan memang itulah yang diharapkan lewat tayangan vidio yang dimiliki oleh Islamic Developmen Bank itu.

Sebanyak lima puluh enam negara anggota IDB yang hadir pada konferensi dimaksud menyaksikan tayangan itu. Mereka yang datang pada acara itu adalah para pejabat pemerintah di bidang per-Bankan, ekonomi, perencana pembangunan, kalangan perguruan tinggi, penggerak masyarakat, dan lain-lain. Lewat tayangan tentang problem sosial itu dengan mudah bisa ditangkap maksudnya, yaitu setidaknya memberi tahu, bahwa keadaan dalam kehidupan di berbagai negara, tidak terkecuali di kalangan umat Islam, masih sangat memprihatinkan.

Ketika melihat tayangan vidio dimaksud, pikiran dan ingatan saya tertuju pada isi kitab suci al Qur’an dan riwayat hidup nabi, yang sehari-hari saya baca dan pelajari. Saya menangkap bahwa al Qur’an dan hadits nabi diturunkan di muka bumi untuk menjadikan agar umat manusia hidup hasanah di dunia dan hasanah di akherat, sebagaimana hal itu juga yang selalu diucapkan oleh semua orang pada saat berdoa di setiap hari di mana saja. Islam menurut hemat saya mengajarkan agar umatnya hidup sehat, bahagia jasmani dan rokhani, di dunia dan di akherat.

Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad mengajarkan bahwa untuk meraih kehidupan bahagia, selamat, dan sejahtera, baik di dunia maupun di akherat, salah satu kuncinya adalah ilmu pengetahuan. Islam mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan adalah penting dan harus dimiliki oleh umat Islam. Siapa saja yang menghendaki agar ditinggikan derajadnya, maka kuncinya adalah beriman dan berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dimaksudkan itu adalah tentang kehidupan dan makhluk berupa alam semesta. Dalam Islam dikenal istilah ayat-ayat qawliyah dan ayat-ayat kawniyah. Umat Islam dianjurkan agar memahami ayat-ayat yang tertulis dalam kitab suci, maupun ayat-ayat yang terbentang luas, yang berada di jagad raya ini.

Sambil melihat tayangan vidio pada acara pembukaan konferensi yang diselenggarakan di Dushanbe, Tajikistan itu, maka dalam pikiran saya muncul berbagai pertanyaan. Misalnya, mengapa Islam yang sudah dipelajari dan dipeluk oleh banyak orang dalam waktu sekian lama, tetapi pesan-pesannya masih seolah-olah belum tertangkap secara utuh dan sepenuhnya. Umat Islam masih belum mampu menguasai ilmu pengetahuan, bahkan sekedar untuk melepaskan dirinya sendiri dari kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan belum berhasil. Padahal bukankah Islam sebenarnya mengajari, agar umat manusia pandai dan selalu mampu membaca kemampuan dan potensi dirinya dan juga lingkungannya. Siapapun yang pintar membaca adalah orang-orang sukses. Sebaliknya, mereka yang tidak mampu membaca, maka akibatnya akan tertinggal, bodoh, dan menjadi miskin.

Pendidikan Islam sebenarnya sudah ada dan bahkan berkembang di mana-mana, di berbagai belahan dunia. Pertanyaannya adalah, mengapa pendidikan Islam belum berhasil memberikan wawasan tentang kehidupan yang luas, yaitu kehidupan yang membahagiakan, menjanjikan, selalu relevan dengan zamannya, penuh kedamaian, kaya ilmu, berkeadilan, dan menjunjung harkat martabat kemanusiaan, dan lain-lain, sehingga umat Islam menjadi umat yang maju, dan selalu menjadi contoh atau tauladan bagi umat lainnya. Pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa umat Islam masih terbelakang, tertinggal, miskin, dan bahkan banyak terlibat konflik antar sesamanya. Padahal yang demikian itu hanya melahirkan penderitaan bagi semua.

Membayangkan kenyataan itu, maka muncul dalam pikiran saya pertanyaan mendasar, yaitu apakah mungkin penderitaan umat Islam sebagaimana digambarkan itu disebabkan oleh kekeliruan dalam memahami pesan al Qur’an dan hadits Nabi. Islam mengajarkan agar mencari ilmu, mulai dari buaian hingga ke liang lahat. Mencari ilmu hendaknya hingga ke negeri China. Selain itu, disebutkan bahwa mencari ilmu adalah tugas wajib bagi laki-laki dan perempuan. Dalam al Qur’an disebutkan bahwa orang terbaik, yang diberi sebutan sebagai “ulul albaab”, adalah orang yang selalu memikirkan penciptaan langit dan bumi. Bukankah dengan demikian itu, seorang muslim seharusnya mengerti tentang alam semesta ini dan memanfaatkannya melalui teknologi yang diciptakan. Manakala hal itu dilakukan, maka semestinya umat Islam tidak miskin, tidak tertinggal, dan juga tidak terbelakang.

Pikiran-pikiran tersebut tidak pernah berhenti, dan mendorong agar selalu mencari jawaban yang sekiranya memuaskan. Sebagai bagian dari upaya mencari jawab itu, saya mengamati pendidikan Islam di berbagai jenis dan jenjang yang ada. Pesantren misalnya, berhasil mengajarkan Islam, tetapi tampaknya Islam yang lebih bersifat teosentris daripada homosentris. Di lembaga pendidikan Islam tradisional itu, para santri diajar tentang Islam dari aspek ritualnya. Kitab-kitab yang diakaji di sana adalah membahas tentang aqidah, fiqh, tasawwuf, dan tarekh. Hal yang sama juga terjadi pada pendidikan Islam di madrasah, dan bahkan juga di perguruan tinggi. Di perguruan tinggi Islam, para mahasiswa diajak mengkaji ilmu syari’ah, ushuluddin, dakwah, adab, dan tarbiyah.

Semua orang kiranya tahu, bahwa lulusan ilmu-ilmu dimaksud belum akan mampu memecahkan persoalan kemiskinan, keterbelakangan, dan ketertinggalan. Dunia modern seperti sekarang ini membutuhkan orang-orang yang selain memahami kitab suci dan perilaku Rasul, juga mengerti tentang alam dan bagaimana mengolahnya. Pada zaman modern memerlukan orang-orang yang mampu membaca alam, menciptakan sesuatu yang baru, bekerjasama dengan orang lain, dan kemampuan memecahkan problem-problem kehidupan secara rasional dan mendasarkan pada ilmu pengetahuan. Pada saat seperti sekarang ini, diperlukan orang yang mampu mengekploitasi lingkungan untuk kepentingan kehidupan masyarakat pada umumnya, menciptakan lapangan pekerjaan, leadership dan manajerial, bahkan juga pendidikan yang menghasilkan orang yang mampu mengenal dirinya sendiri, Tuhan, dan potensi lingkungannya.

Pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang mengkaji dan mengajarkan ayat-ayat qawliyah sekaligus ayat-ayat kawniyah. Bentuk pendidikan itu bisa berupa pesantren maupun pendidikan madrasah maupun perguruan tinggi. Akan tetapi, menurut pandangan saya, pendidikan yang ada itu harus direformulasi dan semakin diperkukuh, baik menyangkut orientasi, kurikulum, tenaga pengajar, literatur, dan bahkan juga laboratoriumnya.

Menurut hemat saya, ke depan harus ada kemauan dan kemampuan untuk memformat kembali pendidikan, hingga memenuhi tuntutan kitab suci al Qur’an dan pesan-pesan Rasulullah. Manakala hal itu dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka umat Islam akan mampu menyelesaikan persoalannya sendiri, yaitu menjadi maju, berhasil keluar dari belenggu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, sehingga akhirnya menjadi kuat dan terbaik di antara umat lainnya. Sebaliknya, bukan sebagaimana yang ditayangkan, yaitu di mana-mana kaya masalah, dan terlilit oleh problem-problem sosial yang memprihatinkan. Wallahu a’lam.

Postingan populer dari blog ini

MANAJEMEN KOPERASI TENTANG POAC

POAC (PLANNING, ORGANIZING, ACTUATING AND CONTROLLING) Menurut The Contemporary Bussiness Dictionary, manajemen mempunyai dua makna, yaitu pertama, proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan perusahaan untuk mencapai sasaran tertentu; kedua, para pemimpin perusahaan. Fungsi-Fungsi Manajemen Koperasi Dari literatur dapat dibaca pengertian tentang manajemen yang satu berbeda dengan yang lain, namun intinya sama. Pada hakikatnya manajemen dapat disimpulkan sebagai suatu rangkaian tindakan sistematik untuk mengendalikan dan memanfaatka segala faktor sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Maka ada dua unsur utama yang terdapat dalam pengertian manajemen, yaitu unsur pengendalian dan unsur pemanfaatan sumber daya. Fungsi-fungsi manajemen menurut George R. Terry (1964) adalah sebagai : Perencanaan (planning) Pengorganisasian (organizing) Pelaksanaan (actuating) Pengawasan (controlling). Keempat fungsi manajemen tersebut dirinci dan

Pengertian Wirakoperasi dan ciri-cirinya

Wirakoperasi terdiri dari 2 kata, yaitu wirausaha dan koperasi dalam arti “usaha atau perilaku koperasi untuk mengembangkan diri” (Rofke, 1995). Ada pula yang mengartikan “kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara kooperatif dengan mengambil prakarsa inovatif secara keberanian mengambil resiko dan berpegangan teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama” (Hendar dan Kusnandi dalam Ekonomi Koperasi, 1990). Pengertian wirausaha itu sendiri adalah terjemahan dari Entrepreneur yang berasal dari bahasa perancis yang artinya pengusaha, kemudian para ahli ekonomi mengaitkannya dengan beberapa sifat yaitu menurut (Gautillon, 1975). Kemudian (H Knight, 1921) dengan resiko ketidakpastian (uncertainty) oleh karena itu manusia tidak dapat melihat kemuka dengan sempurna (perfect foresight) kemungkinan memperoleh laba adalah karena resiko, ketidak tentuan ini kemudian mengaitkan deng

Tips Menghilang Bau Lemari Piring

Lemari memiliki banyak sekali manfaat. Mulai dari lemari pakaian, lemari untuk menyimpan benda-benda koleksi, lemari piring, lemari aksesoris, dan masih banyak lagi. Namun, terkadang kita juga harus dipusingkan dengan berbagai dengan bau-bauan yang ditimbulkan dalam lemari-lemari tersebut. Untuk lemari baju Anda pasti akan sangat mudah mengatasinya karena Anda dapat menggunakan pewangi khusus untuk lemari pakaian tetapi bagaimana jika lemari piring Anda yang mengeluarkan bau?Tidak mungkin juga jika Anda akan menggunakan pewangi lemari lainnya karena dapat membuat piring yang merupakan alat makan menjadi terkontaminasi. Karena itu berikut tips mudah menghilangkan bau lemari piring Anda. 1. Gunakan arang Gunakan arang yang sudah dihancurkan kasar dan tempatkan pada mangkok kecil kemudian letakkan dalam lemari karena ternyata arang dapat menghilangkan bau lemari piring Anda. 2. Gunakan kopi Hampir sama dengan menggunakan arang. Anda dapat menggunakan bubuk kopi yang Anda tempa